MUI Papua Barat Bubarkan Perayaan Maulid Nabi Jamaah Ahmadiyah Indonesia

MANOKWARI, PAPUAKITA.com – Langkah tegas ditempuh Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Barat dalam upaya menghentikan segala bentuk kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh Jamaah Ahmadiyah Indonesia di daerah ini.

Ketua MUI Provinsi Papua Barat, Ahmad Nausrauw menyatakan, segala bentuk kegiataan JAI di Wilayah Provinsi Papua Barat harus dihentikan. Pernyataan keras ini disampaikan Nausrauw usai membubarkan perayaan Maulid Nabi Muhammad S.A.W yang dilaksanakan JAI, di Komplesk Buton, Kelurahan Amban, Selasa (12/12/2017) lalu.

Kata Nausrauw, ajaran JAI adalah ajaran menyesatkan. Kesestan itu telah dituangkan dalam Fatwa MUI nomor 11 tahun 2005 tentang kesesatan ajaran Ahmadiyah. Fatwa MUI tersebut dikuatkan dengan SKB tiga menteri nomor 3 tahun 2008 serta keputusan nomor 199 tahun 2008 tentang ajaran Ahmadiyah yang dikeluarkan oleh Menteri Agama, Jaksa Agung dan Mendagri.

“Mereka mengatasnamakan umat Islam dalam kegiatan-kegiatan organisasi, maka jelas ini penodaan agama. Fakta hukum, bahwa ajaran Ahmadiyah dilarang di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Fatwa MUI itu mengikat umat Islam di Indonesia,” tandasnya.

Lebih lanjut, Nausrauw mengatakan, MUI akan lebih berkonsentrasi mengawasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan Ahmadiyah di wilayah ini. Pasalnya, JAI tidak ada henti-hentinya terus melakukan kegiatan di Papua Barat.

“Kami mengundang instansi terkait untuk mendiskusikan bersama- sama untuk menghentikan kegiatan Maulid Nabi SAW diselenggarakan oleh Ahmadiyah. Untuk jangka panjang harus ada kesepakatan bersama menindaklajuti SKB untuk melarang kegiatan-kegiatan Ahmadiyah di Papua Barat,” ujarnya.

Nausrauw mengaku, permasalahan JAI ini jangan sampai berimplikasi dan mengganggu kerukunan umat beragama di daerah ini. “Umat islam di daerah ini telah menyatakan keinginan untuk menjaga kerukunan umat beragama. Apalagi di Tanah Papua, umat  kristiani akan menjalankan ibadah Natal dan tahun baru, tuturnya.

Lihat juga  MUI PB: FKLMI Papua Barat Harus Perkuat Syiar, Dakwah dan Bantu Pemerintah

Dalam kesempatan ini, Nasrauw mengimbau tokoh agama dan masyarakat yang ada di Papua Barat – yang non muslim agar tak perlu ikut campur permasalahan Ahmadiyah.

Selain masalah internal umat Islam, permasalahan ini bisa menjadi konflik antar umat beragama. “Ini yang kita hindari dan tidak kita inginkan bersama. Persoalan Ahmadiyah akan diselesaikan secara internal oleh umat Islam,” pungkasnya. (MKD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *