MANOKWARI, Papuakita.com – Lomba balap perahu tradisional yang digelar komunitas parlemen jalanan (Parjal) Provinsi Papua Barat, diklaim tak sekadar tontonan hiburan bagi masyarakat, tapi kegiatan ini juga berkontribusi dalam melestarikan budaya masyarakat lokal.
Ketua Panitia lomba, Maria Marlina Menai kepada papuakita.com mengatakan, lomba balap motor bertujuan untuk menghidupkan kreatifitas masyarakat nelayan yang mencintai budaya ukir perahu tradisional. Perahu ini sering digunakan

orang asli Papua.
“Tujuannya menghimpun nelayan dan menghibur masyarakat juga untuk menumbuhkan kesadaran bersama dan rasa memiliki tinggi untuk tetap mempertahankan budaya perahu tradisional ini,” kata Marlina di lokasi kegiatan di Pantai Kwawi, Minggu (24/6/2018)
Perlombaan balap perahu tradisional ini dibagi ke dalam dua bagian, yakni perahu standar dan perahu modifikasi. Semua perahu dilengkapi dengan mesin motor tempel berkapasitas 15PK. Lomba digelar sehari saja.
Para pemenang akan mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan dan tropi tetap. Sebanyak 17 peserta berjibaku pada balap perahu standar, 6 peserta pada balap perahu modifikasi. Ada juga peserta dari Kabupaten Nabire, Papua.
“Harapan dari kami, parjal dan jaringan Makmur Nusantara bahwa, pemerintah harus lihat kegiatan seperti ini yang memiliki nilai budaya tinggi. Kami harapkan juga lomba seperti ini bisa didorong menjadi salah satu cabor di dalam air yang bisa diperjuangkan oleh KONI,” katanya. (MKD)