Shasa Yoan Davies Komit Promosikan Budaya Papua Lewat Busana

MANOKWARI, PapuaKita.com — Designer Internasional asal Merauke, Papua, Shasa Yoan Davies menyatakan komit untuk mengangkat budaya dan kearifan lokal Papua lewat karya-karya busananya. Lokal wisdom di tanah Papua menjadi dasar dia menciptakan berbagai busana dengan harapan dapat diterima dan dinikmati oleh semua kalangan di seluruh belahan dunia.

“Saya datang dari Sidney, Australia kembali ke Merauke sama sekali bukan untuk bersaing dalam dunia fashion. Namun semata-mata untuk ikut serta membangun Papua dan memberi inspirasi kepada anak-anak Papua, harus percaya diri kita bisa bermimpi dan mencapainya,” kata Shasa, Selasa (16/10/2018).

Designer Internasional asal Merauke, Papua, Shasa Yoan Davies (kanan) saat meberikan keterangan pers terkait rencana Shasarijja Promo Event yang akan digelar akhir Desember 2018 di Manokwari. Foto : MKD/PKT

Shasa memilih Manokwari sebagai kota 3 untuk pergelaran busana fashion show. Shasa juga mengatakan akan menggelar kegiatan fashion show pada 31 Desember 2018 di Manokwari. Pergelaran ini dikemas dalam “Shasarijja Promo Event”.

Kegiatan ini adalah acara lanjutan “Fashion Show Tour Akhbar” Shasa sebagai designer asal Merauke – Papua, untuk menggelorakan semangat dan kisahnya sebagai designer talent asal Papua yang kini mampu bersaing di dunia international fashion show.

Adapun fashion show akhbar pertama telah dilaksanakan pada 21 April 2018 di Merauke – Papua. Kedua, pada 1 September 2018 di Sorong. Fashion show Tour Akhbar juga akan dilaksanakan di 8 Kabupaten terpilih, seperti Merauke, Sorong, Manokwari, Timika, Wamena, Nabire, Biak, dan Kota Jayapura.

Dia mengatakan, tujuannya agar dunia fashion di Papua bukan saja dikenal, namun ingin mengajak putra dan putri Papua untuk berpartisipasi dalam dunia fashion and modelling. “Saya berharap dalam pagelaran ini anak-anak Papua bisa terinspirasi dan akan ada Shasa – shasa asal Papua lebih banyak berkarya mengangkat budaya dan kearifan lokal ke kancah dunia international,” ucapnya

Shasa berjanji akan menampilkan karya terbaik ciri khas Papua yang bertemakan Alam. Salah satu desain yang tengah disiapkan adalah berbahan dasar daun dan kulit kayu, yang ramah lingkungan dan berasal dari Papua Barat.

“Karya busana yang saya buat berbahan kulit kayu dan daun. Ini semua untuk mengenalkan budaya kearifan lokal kepada dunia international, bahwa kami di Papua punya banyak potensi alam dan bisa di gunakan secara ramah lingkungan sebagai bagian pemberdayaan alam dan lingkungan,” tuturnya. (MKD/R1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *