Origenes Wonggor salurkan belasan ribu bibit kopi dan sayuran di dua kabupaten

MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Sebanyak 15 ribu bibit kopi Gayo Wamena diserahkan kepada 10 kelompok tani yang tersebar di Kabupaten Manokwari dan Pegunungan Arfak. Selain bibit kopi, juga diserahkan 4.000 bibit tanaman hortikultura berupa Petsai, Pakcoy, Sawi dan Seledri.

Bantuan tersebut berasal dari dana aspirasi anggota DPR Papua Barat Origenes Wonggor yang bersumber dari APBD 2022 Provinsi Papua Barat. Dalam kesempatan yang sama, Origenes juga memberikan dana stimulan bagi para kelompok dengan nilai bantuan masing-masing Rp40 juta.

“Hari ini bisa kita kumpul karena ada aspirasi yang bisa kita perjuangkan. Puji Tuhan, hari ini kita bisa turun di bersama di Kampung Mabri sehingga kita pusatkan kegiatan penyerahan bibit disini,” ucap Wonggor di sela penyaluran bantuan, Jumat (9/12/2022).

Kader Golkar ini mengingatkan, dana stimulan yang diterima kelompok tani tidak untuk dibagi-bagi kepada mereka yang tidak serius dan tidak mau bekerja. Tetapi, diperuntukan kepada kelompok yang serius mau tanam kopi dan sayur

“Bukan dibagikan kepada orang yang tidak kerja.Tidak semua usulan bisa didorong karena anggaran terbatas. Sesuai dengan pintu dan jalur yang ada. Seperti hari ini, jalur ada di pertanian,” ujarnya.

Bantuan yang disalurkan, lanjut Wonggor yang juga menjabat Ketua DPR Papua Barat (DPRPB) sebagai upaya untuk mendukung ketahanan pangan sebagaimana tengah menjadi isu global. Ia juga mengingatkan, supaya kelompok tani memperhatikan dan mengikuti proses penanaman kopi yang benar.

“Kita akan arahkan dan dorong anggaran agar ada pendampingan sehingga hasil baik saat dipanen. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian akan bantu dalam proses pendampingan,” katanya.

“Kita rajin untuk tanam sayur, tanam kopi, uang sudah ada. Tidak tergantung pada bantuan  pemerintah. Kopi ini harga bagus, kalau sudah besar, uang sudah ada. Kopi ini bertahan lama,” sambung Wonggor.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jopy Fonataba mengatakan, penyaluran bantuan bibit sayur dilakukan secara bertahap. Tahapan penyaluran disesuaikan dengan kesiapan lahan para petani. Sebanyak 1.000 bibit disalurkan pada tahap pertama.

“Bantuan 1.000 bibit masing-masing terdiri atas Pitsai, Pakcoy, Sawi, Seledri. Bibit kopi dari BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanaian).  Isu pangan global sejalan dengan ketersediaan pangan dan lahan. Diharapkan, bantuan ini dimanfaatkan betul dengan buka lahan dan tanam kopi dan sayur mayur,” pesan Jopy.

Jopy mengajak masyarakat petani di dua kabupaten tersebut memanfaatkan bantuan tersebut sehingga dapat berdampak baik.

“Proses ini bertahap. Majelis gereja dan gembala bisa diajak membantu dan kerja sama. Hasil tanaman ini harus didekatkan dengan pasar. Kita harapkan kebijakan pimpinan berubah terkait hasil tanaman sehingga bisa dijual ke luar daerah,” ujarnya.

Jopy Fonataba mengungkapkan, kebutuhan pangan akan semakin meningkat ke depan. Akan tetapi berbanding terbalik dengan ketersediaan lahan tanam sehingga ini menjadi peluang bagi masyarakat petani di wilayah Papua Barat yang masih memiliki lahan yang masih luas.

“Kita tanam banyak dan jaga, kita bisa suplai ke daerah bahkan negara yang membutuhkan bahan makanan. Hari ini tanam baik, bapak dan mama akan rasakan hasilnya yang baik pula,” ujarnya.

Kepala. BPTP Provinsi Papua Barat Aser Rouw menjelaskan, bibit kopi yang akan ditanami di sejumlah kampung di kabupaten Manokwari dan Pegunungan Arfak sangat cocok dengan kondisi daerah.

“Kopi salah satu komiditi yang harus dikembangkan. Tanah bagus, suhu dan ketinggian bagus dan cocok untuk bibit kopi jenis Gayo dari Wamena yang akan kita bagikan kepada petani di daerah ini,” kata Aser.

Kendati demikian, proses penanaman kopi baru bisa dilakukan pada Mei 2022. Sebab saat ini masih dalam proses penyemaian benih. Sebanyak 15 ribu bibit kopi Gayo asal Wamena sengaja dipilih karena kondisi sama alam yang sama.

“Sebanyak15 ribu bibit bisa buat 15 hektar. Dengan asumsi 1.000 bibit per hektar. Sekira Mei bisa kita dapatkan bibit. Saat ini sudah kita proses. Benih sudah kita tanam. Proses penanaman akan didampingi oleh dinas dan BPTP,” kata Aser.

Meski demikian, satu tugas yang penting yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah bekerja merawat tanaman kopi sesuai prosesnya.

“Tugas tersebut ada di tangan bapak dan mama. Kalau tidak bergerak bagus juga, kalau tidak  susah. Kamin akan kasih penjelasan. Kopi ini bisa berbuah selama 2 tahun ke depan,” jelasnya.

Selain bantuan bibit kopi dan sayuran, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pencanangan tiang rumah pembibitan atau green house. Adapun bibit sayuran akan disalurkan kembali sebanyak 3.000 bibit. Saat ini sudah diterima petani sebanyak 1.000 bibit. (PK-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *