MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat berkomitmen mengendalikan inflasi dan pertumbuhan industri. Komitmen ini salah satunya melalui ketersediaan data yang akurat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat Setian mengatakan, data sangat dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas Bank Indonesia (BI).
Data yang ada, menjadi acuan bagi BI dalam rangka upaya pengendalian inflasi, advisory (saran) yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah Papua Barat.
“Kalau kita ingin memberikan advisory yang tepat sasaran, tentu kita membutuhkan data-data yang akurat. Sebagian besar data-data itu ada di dinas terkait yang ada di lingkup provinsi,” kata Setian di sela Pesta Sinoli, Jumat (13/9/2024).
PESTA SINOLO (Pekan Data dan Statistik-Sinergi Stabilitas Inflasi dan Akselerasi Industri) 2024 adalah sinergitas Pemprov dan BI.
Adapun rangkaian kegiatan Pesta Sinoli yakni kegiatan talkshow dengan tema Pengelolaan keuangan dalam rangka pengendalian konsumsi rumah tangga di provinsi Papua Barat, pameran booth publikasi data statistik, layanan publik, ketahanan pangan, dan UMKM unggulan.
Melalui Pesta Sinoli, Setian yakin bisa membangun sebuah sinergitas dan mendorong komitmen bersama antara pemprov dan BI. Sehingga bisa menghasilkan data yang akurat dan kekinian dalam rangka pengendalian inflasi dan saran tepat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Papua Barat.
“Sejauh ini, kita sudah mendapatkan data dari dinas terkait, namun dengan adanya nota kesepahaman tentu kedepannya akan lebih konsen tentang pentingnya data. Sehingga data yang lengkap dan sistem pelaporannya dapat diatur semakin baik.
Momentum Pesta Sinoli ini, juga diisi dengan penandatangan nota kesepahaman terkait pertukaran data antar Pemprov dan BI.
“Sinoli adalah transformasi dari kegiatan temu responden Ban Indonesia setiap tahun. Mulai tahun 2024, ini jadikan kegiatan tahunan,” tutup Setian.
Akselerasi data
Dalam kesempatan yang sama, Pj. Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere menyampaikan, Pesta Sinoli adalah akselerasi sinergitas data dalam rangka pengendalian inflasi. Juga percepatan pembangunan dibidang industri.
“Kegiatan ini positif, kami apresiasi dan memberikan dukungan,” ucapnya.
Diakuinya data menjadi penting, untuk mengetahui secara objektif dan ril soal potensi ekonomi di Papua Barat. Termasuk mengetahui persmasalahan yang dihadapi, serta peluang bisa diraih dan tantangan apa saja yang bakal dihadapi kedepannya.
Guna mendukung sajian data yang objetif, Ali Baham menekankan, tidak cukup hanya satu instansi saja. Semua stakaholder, termasuk semua pelaku ekonomi dan masyarakat umum punya tanggung jawab dan kepentingan akan data dimaksud.
“Apa pun itu, kita berbicara tentang ekonomi, pelaku ekonomi itu pasti melibatkan masyarakat. Kebutuhan data ini mesti dipahami baik, masyarakat harus memberikan informasi tentang potensi ekonomi yang dimiliki,” ujarnya.
Dengan demikian, Ali Baham mengajak, semua pemangku kepentingan, berkepentingan untuk memastikan data kita itu akurat dan komprehensif.
“Dengan kegiatan Sinoli ini, kita meminta kepada semua pihak termasuk akademisi, LSM, semuanya. Bergergerak bersama melengkapi data ini sehingga kita mempunyai informasi yang lebih lengkap,” katanya.
Momentum Pesta Sinoli, Ali Baham mengapungkan wacana forum data di level provinsi. Mewujudkan sajian data yang akurat dan komprehensif bisa dimulai dari keberadaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). TPID bisa memfasilitasi sebuah forum data.
Melalui mekanisme, Ali Baham optimis TPID bisa menyinergikan instansi otonom dan vertikal berperan besar dalam hal penyajian data.
“Instansi vertikal hingga TNI dan Polri, serta pemerintah kabupaten bisa bersinergi untu sebuah akselrasi data dan pembangunan industri di Papua Barat. Tentunya dengan mekanisme yang ada melalui TPID atau forum yang terbentuk, kita bisa menyinergikan data-data yang lebih baik lagi,” pungkasnya. (PK-01)