MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Maret 2023, inflasi bulanan atau month to month (m-to-m) di Provinsi Papua Barat sebesar 0,58% dengan gabungan 2 kota IHK (Manokwari dan Kota Sorong) 113,57.
“Secara gabungan, Papua Barat pada kondisi m-o-m mengalami inflasi sebesar 0,58%. Sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 0,18%, sedikit harus berhati-hati,” kata Kepala BPS Martije Pattiwaellapia saat menyampaikan rilis, Senin (3/4/2023).
Maritje mengatakan, inflasi pada Maret ini lebih tinggi jika dibandingkan inflasi bulan Februari 2023 yang sebesar -0,35%. Tingkat inflasi Maret 2023 ini juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2022 yang sebesar 0,46%.
“Di Manokwari justru terjadi deflasi sebesar 0,64%. Adapun kelompok pengeluaran yang memiliki andil yaitu tomat, ikan oci, ikan cakalang, ikan ekor kuning, dan ikan kakap merah dengan andil masing-masing sebesar -0,2651%; -0,1903%; -0,1714%; -0,1683% dan -0,1260%, sedangkan kota Sorong mengalami inflasi sebesar 0,92%,” beber Maritje.
Adapun penyumbang utama inflasi bulanan di kota Sorong adalah komoditas ikan mumar, ikan ekor kuning, rokok kretek filter, ikan teri, dan kangkung dengan andil masing-masing sebesar 0,1681%; 0,0952%; 0,0931%; 0,0897% dan 0,0889%.
Sementara, penyumbang utama inflasi tahunan di Manokwari adalah komoditas tarif angkutan udara, bensin, rokok kretek filter, kue kering berminyak, dan sirih dengan andil masing-masing sebesar 1,6022%; 0,6393%; 0,4075%; 0,2765%; dan 0,2486%.
“Demikian juga penyumbang utama inflasi tahunan di Kota Sorong adalah komoditas Tarif Angkutan Udara, Bensin, Ikan Kembung, Angkutan Dalam Kota, dan Rokok Kretek Filter dengan andil masing-masing sebesar 0,7218%; 0,6537%; 0,5715%; 0,4494%; dan 0,3445%,” ujar Maritje.
Maritje menambahkan, inflasi secara y-o-y di bulan Februari itu besar sekali, yakni 6,83%. Akan tetapi pada Maret ini cukup baik.
“Hal ini tidak lepas dari partisipasi TPID di level provinsi maupun kabupaten yang sudah melakukan aksi pasar murah, sidak di pasar terkait komoditas, antisipasi penimbunan, dan spekulasi harga. TPID juga sudah bekerja keras, Ini sudah luar biasa,” tutup Maritje. (*)