KAIMANA, PAPUAKITA.com—Bupati dan Wakil Bupati terpilih Kaimana, pasangan Fredy Thie-Hasbulla Furuada melakukan silaturahim dengan tenaga dokter. Acara ini, untuk mendengar masukkan dan kendala dalam pelayanan Kesehatan di RSUD sekaligus mengajak bersama sama membantu dalam penyelengaraan program 100 hari kerja.
Membuka pembicaraan, Fredy Thie menyebutkan, tatap muka yang digelar ini merupakan suatu kehormatan. Sebab masa berakhir kepala daerah hasil pemilu tahun 2020, akan berakhir di 2024. Atau kurang lebih melaksanakan tugas hanya 3,5 tahun.
“Meski belum resmi dilantik. Tetapi bapak dan ibu bersedia meluangkan waktu untuk bertemu dengan kami selaku bupati dan wakil bupati terpilih. Kita sudah bersepakat bukan nanti tunggu Pelantikan baru kita bekerja,” ujarnya.
“Kita ingin melakukan pertemuan ke beberapa dinas, ingin ada masukkan yang mungkin berkaitan dengan capaian kinerja, program apa yang belum dicapai dan apa yang sudah dicapai serta apa yang menjadi hambatan selama ini. Sehingga begitu masuk kita sudah kerja sama-sama,” sambungnya.
Diakui Fredy Thie, dunia birokrasi adalah hal baru bagi dirinya. Dibutuhkan kesamaan persepsi ke depan dalam pelayanan pemerintahan di kabupaten Kaimana. Untuk itu, ia mengajak dukungan semua ASN.
“Setelah putusan Makhama Konstitusi, jelas saya katakan bahwa hari ini pilkada 9 Desember 2020 sudah selesai. Tidak ada yang biru dan tidak ada yang merah. Mari, kita sama-sama, kita bangun kita punya negeri ini supaya Kaimana yang kita cintai ini bisa berkembang, bisa maju dan berhasil di Papua Barat, bahkan di tanah Papua,” kata Fredy Thie.
Peningkatan pelayanan kesehatan di RSUD, menurut Fredy Thie, merupakan salah satu visi dan misi. Sehingga peran meningkat pelayanan tersebut bukan saja menjadi domain dari bupati dan wakil bupati. Tetapi juga merupakan peran dari bapak dan ibu yang bertugas di RSUD.
“Pelayanan di RSUD ini bagus, itu menjadi potret dan ukuran kabupaten sehingga alangkah penting kami berdua datang bertemu dengan bapak dan ibu selaku tenaga medis
Bukan mau menekan atau bukan mau mempengaruhi tetapi kita mau mendengarkan dan mau mengajak bapak ibu di RSUD bisa secara bersama mendorong kesehatan yang menjadi bagian dari visi dan misi kita ke depan,” jelasnya.
Di samping itu, Thi mengapresiasi tenaga medis RSUD. Meski terdapat keterbatasan sarana dan prasarana tetapi mampu bekerja dengan maksimal. Untuk itu, melalui pertemuan yang digelar ini, ia berharap ada keterbukaan dan gagasan serta ide yang dimasukkan guna mendukung program 100 hari kerja.
“kita Bersama-sama dalam 100 hari kerja. Apa yang sama-sama kita kerjakan khusus di RSUD bisa terwujud, tentu sehebat saya dan wakil bupati, kita ini bukanlah manusia yang sempurna. Pengalaman saya di swasta kalau tidak didukung oleh sistim tidak mungkin saya bisa Go publik dan Go internasional,” ujar Fredy Thie.
Dalam kesempatan yang sama, Hasbulla Furuada mengatakan, peran tenaga medis adalah vital dalam hal menyelematkan masyarakat Kaimana. Meski dengan keterbatasan sarana dan prasarana tetap berupaya mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
“Kita bukan mau pemanasan lagi. Tetapi ini kita mau lari supaya saling mengenal dan kira-kira setelah kami dilantik dalam waktu dekat apa yang dapat kami lakukan pada RSUD? Di daerah manapun orang tidak tanya dinas kesehatan itu bagaimana. Tetapi yang ditanya pelayanan di rumah sakit itu bagaimana,” ujarnya.
Adapun dr. Joulanda Metang, Direktur RSUD mengatakan, SDM RSUD terdiri atas tenaga dokter sudah cukup memadai. Akan tetapi, masih terdapat kekurangan pada tenaga spesialis, seperti spesialis Patology Klinik dan Mikro Bilogy.
“Sarana dan prasarana RSUD banyak yang kurang. Kami sudah usaha tapi belum ditangapi. Kami bersyukur kalau hari ini bapak bupati dan wakil bupati bisa bertemu dengan. Kami berharap apa yang disampaikan bisa juga menjadi perhatian ke depan,” tutupnya. (PKT-02)