KAIMANA, PAPUAKITA.com—Bupati Kaimana Mathias Mairuma menyatakan, pertemuan Gubernur Papua Barat bersama bupati dan wali kota se-Papua Barat dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) di Jakarta beberapa waktu lalu, hasilnya sangat memuaskan.
Dalam pertemuan itu, menurut Bupati Mathias Mairuma, pemerintah pusat menyetujui persentase keterwakilan orang asli Papua 80, dan 20 persen persentase untuk non Papua. Kata bupati, persetujuan ini ditandai dengan pelimpahan kewenangan dari Pansel CPNS ke Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang dalam hal ini kepala daerah, untuk melihat persentase 80:20 dimaksud.
“Diberikan kewenangan kepada PPK yang adalah Bupati se-Papua Barat untuk menentukan hasil kelulusan dengan memperhatikan 80 persen untuk OAP dan 20 persen untuk non Papua,” ujar Bupati Mathias Mairuma usai mengikuti upacara peringatan kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia yang dipusatkan di Kantor Bupati Kabupaten Kaimana, Senin (17/8/2020).
“Saya sudah rapat dengan Dewan Adat, kita berusaha supaya instruksi itu (keterwakilan) bisa dipenuhi 80 persen dan 20 persen. Hanya ini yang bisa selamatkan adik-adik kita. Hasilnya tinggal diumumkan saja,” sambung Bupati Mathias Mairuma.
Menurutnya, dalam pertemuan gubernur dan bupati/wali kota se-Papua Barat dengan menteri, terkuak bahwa persentase kelulusan orang asli Papua pada seleksi CPNS formasi 2018 di wilayah provinsi Papua Barat masih sangat rendah, belum ada yang mencapai 80 persen.
“Kita lihat di Manokwari sebagai ibu kota provinsi (Papua Barat), anak-anak asli Papua yang lulus tidak sampai 30 persen. Padahal di sana ada beberapa universitas. Bagaimana dengan kita yang ada di kota yang tidak ada universitas, makanya kalau masyarakat marah soal hasil seleksi CPNS tersebut itu monggo,” ujar Bupati Mathias Mairuma.
Diketahui, hasil seleksi CPNS formasi 2018 di lingkup kabupaten Kaimana kelulusan orang asli Papua hanya mencapai 40 persen saja. Hasil seleksi CPNS tersebut membuat Bupati Mathias Mairuma memilih menunda untuk mengumumkan hasilnya.
”Kalau saya ikut umumkan kemarin, itu berarti anak asli Papua hanya 40 persen, saya tahan hasil itu, mau sedikit berjuang ke Kemenpan. Pertemuan kemarin saya puas sekali,” ujarnya.
Dalam pertemuan bersama tersebut, Bupati Mathias Mairuma berujar, sempat menyampaikan soal alasan mengapa Pak Presiden Joko Widodo mau berkunjung, bahkan sampai bermalam di Kaimana. Padahal tak ada kegiatan mega proyek atau hal yang menonjol yang terjadi.
“Saya tanyakan ke pak presiden mengapa berkunjung ke Kaimana? Jawab presiden “saya datang kesini supaya orang Papua senang, dorang tahu bahwa saya presiden melihat mereka”. Bahasa ini saya dengan pak menteri harus punya kemampuan menerjemahkannya
Bapak menteri dengan saya punya tugas terjemahkan bahasa ini supaya orang Papua senang terhadap Republik Indonesia. Dan Menteri langsung putusankan untuk diubah adalah kewenangan pansel. Kewenagan ini dilimpahkan kepada PPK, PPK itu siapa?, ya bupati seluruh kabupaten di provinsi Papua Barat,” ujar bupati.
Bupati Mathias Mairuma menambahkan, hasil seleksi CPNS formasi 2018 segera diumumkan, dan usai diumumkan akan dilanjutkan dengan pengumuman pendaftaran seleksi CPNS formasi 2019 dan formasi 2020.
“Paling lambat diusulkan pada 31 Agustus mendatang,” tutupnya. (PKT-02/ARF)