MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Direktur Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSU Manokwari, dr. Yodi Kairupan, Sp.B mengatakan, upaya untuk memenuhi kebutuhan stok oksigen di rumah sakit terus dijaga. Baik melalui produksi sendiri maupun membeli dari distributor yang ada.
“Produksinya itu butuh sekira 6 jam. Jadi kemungkinan untuk pemakaian luar rumah sakit ndak mungkin bisa-lah. Kalau untuk memenuhi kebutuhan kita masih bisa,” ujar Yodi Kairupan, Jumat (6/11/2020).
Yodi Kairupan memastikan, bahwa ketersediaan oksigen di RSU Manokwari tercukupi. Meksi demikian, pihaknya mewaspadai terjadi kekurangan oksigen.
Ia mengatakan, alat produksi oksigen milik RSU sekali beroperasi bisa menghasilkan 6-8 tabung. Jika dimaksimalkan bisa mencapai 18-24 tabung dalam sehari. Akan tetapi hasil itu sangat jarang bisa dicapai karena mempertimbangan keawetan mesin produksi.
“Dalam sehari itu bisa produksi 3 kali, kalau maksimal bisa mencapai 24 tabung. RSU miliki alat pengisian (oksigen). Kebutuhan di rumah sakit lain ataupun kilinik yang ada, itu menjadi tanggung jawab manajemen masing-masing,” sambung Yodi Kairupan.
Di tengah kondisi pandemi Covdi-19, lanjut Yodi, kebutuhan oksigen bagi pasien umum justru menunjukkan penurunan, tidak seperti kondisi sebelum pandemi. Kebutuhan oksigen lebih banyak diperuntukkan bagi pasien-pasien isolasi, terutama pasien dengan gejala berat.
“RSU Manokwari ini rujukkan pasien Covid-19 dengan gejala sedang sampai berat. Sebelum pandemi, pasien banyak dan oksigen dibutuhkan banyak, kita sering beli di distributor. Ada dua distributor, salah satunya PT Sabarco,” ujarnya.
Yodi Kairupan menambahkan, meski memiliki alat produksi. Tetapi produksi oksigen RSU Manokwari tergolong masih sangat terbatas. Sehingga belum dapat melayani permintaan dari pihak luar rumah sakit.
“Kalau kita butuh, apa lagi kondisi di tengah Covid-19 kita belum bisa bagi dengan rumah sakit yang lain,” tutupnya.
Beberapa waktu sempat tersiar kabar, bahwa ketersediaan oksigen di kabupaten Manokwari sangat terbatas, bahkan nyaris tidak ada.
Sejumlah rumah sakit swasta maupun klinik kesulitan memenuhi kebutuhan oksigen bagi pasien yang dirawat. Kondisi ini kian mengkhawatirkan di tengah situasi pandemi Covid-19. (ARF)