MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Pemerintah belum merilis angka resmi terkait angka kehamilan di Provinsi Papua Barat, di masa pandemi covid-19 ini diperkirakan kehamilan justru meningkat.
Kepala Perwakilan BKKBN Papua Barat Benyamin Lado mengatakan, perkiraan tersebut didasarkan pada kondisi ril saat ini. Hampir 80 persen aktivitas dilakukan di rumah, sehingga frekuensi berkumpul dengan keluarga sangat intens.
“Dimungkinkan adanya peningkatan angka kehamilan akibat kontak suami istri, namun pasangan suami istri yang paham akan manfaat alat-alat KB dan menggunakan metode kontrasepsi maka kemungkinan angka kehamilan akan stagnan atau bahkan menurun,” kata Benyamin Lado, Selasa (30/6/2020).
Penundaan kehamilan di masa pandemi covid-19 dinilai dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Meski telah ada anjuran pemerintah untuk menunda kehamilan, tetapi disinyalir anjuran itu belum sepenuhnya ditaati masyarakat.
“Sebagaimana yang kita ketahui kalau hamil di masa pandemi Covid-19 resikonya sangat tinggi,” ujarnya.
Di sisi lain, BKKBN berpartisipasi untuk memberikan alat pelidung (diri) sederhana kepada para bidan dalam melaksanakan tugas hariannya. Bantuan ini disalurkan melalui ketua IBI provinsi.
“Di (kabupaten) Pegunungan Arfak kita adakan kegiatan dan pemberian bahan makanan, di SP 7, kabupaten Manokwari dilakukan pembagian bahan makanan juga
Kita hari ini berperang melawan Covid-19. Tahun 20201 bisa jadi kita berperang melawan gizi buruk dan stunting karena kehamilan yang terjadi disituasi dan kondisi yang tidak produktif,” tukasnya.
Kepala Bidang Advokasi dan Informasi dr. Cristina menjelaskan, ibu hamil akan sangat mudah tertular Covid-19. Karena pada saat kehamilan kondisi imun tubuh menurun. Selain itu akan berdampak juga pada kesehatan kandungan.
Demi kebaikan dan keselamatan ibu hamil dan bayi, dirinya menyarankan untuk menunda kehamilan, ini bisa dilakukan dengan menggunakan alalt-alat kontrasepsi.
“Seorang ibu yang hamil otomatis daya imunnya akan menurun. Oleh karena itu bisa sekali seorang ibu hamil itu tertular Covid-19. Kalau bisa menunda kehamilan. Bisa dengan menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang. Bapak bisa menggunakan kondom,” tutupnya.
Guna menghindari meningkatnya angka kehamilan di masa pandemi, pemerintah menargetkan 1 juta akseptor baru dan khusus provinsi Papua Barat diberikan target sebanyak 3.108 akseptor baru. Kendati demikian hingga saat ini baru mencapai 60 persen.
BKKBN berharap bisa mencapai target agar tidak timbul masalah baru berkaitan dengan bomingnya angka kehamilan di tengah pandemi Covid-19. (ARI)