MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Otto Parorongan menyatakan, karyawan PT SDIC atau Pabrik Semen Maruni yang baru balik ke Manokwari setelah berliburan ke China. Dalam kondisi sehat dan tidak menunjukan gejala-gejala terjangkit virus corona (2019-nCov).
Diketahui, Dinas kesehatan provinsi Papua Barat dan Kabupaten Manokwari bersama dengan Dinas Tenaga Kerja provinsi, Kantor Imigrasi Manokwari dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Manokwari telah melakukan kunjungan ke Pabrik Semen PT SDIC terkait adanya informasi kedatangan 9 Tenaga Kerja Asing (TKA) yang baru pulang berlibur merayakan Imlek di China.
“Karyawan pabrik semen PT SDIC dikarantina oleh manajemen. Dinas kesehatan akan melakukan pemeriksaan secara rutin. Untuk gejala-gejala terinfeksi virus corona tidak ada,” kata Otto Parorongan dikonfirmasi, Jumat (7/2/2020).
Otto Parorongan menjelaskan, terdapat Sembilan karyawan pabrik semen PT SDIC yang merayakan Imlek di China. Di mana, enam karyawan telah tiba pada tanggal 5 februari. Sementara, tiga orang tiba pada 6 Februari 2020.
“Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh dinas kesehatan provinsi terhadap delapan TKA, semuanya saat ini dalam kondisi sehat. Di mana, suhu tubuh berkisar 31,6⁰C-31,7⁰C serta tidak ada yang menderita batuk, pilek maupun sakit tenggorokan,” jelas Otto Parorongan melalui keterangan tertulis yang diterima, sebelumnya pada Kamis (6/2/2020).
Menurut Otto, satu karyawan belum dilakukan pemeriksaan dikarenakan pada saat tim turun ke lokasi pabrik, yang bersangkutan sedang istirahat (tidur siang). “Namun yang bersangkutan sebenarnya telah diperiksa oleh KKP saat tiba di Bandara Rendani Manokwari dan dinyatakan sehat,” ujar Otto Parorongan.
Dijelaskan, pemantauan selanjutnya akan dilaksanakan oleh dinas kesehatan Manokwari beserta jajarannya, pemantauan ini selama 14 hari sejak TKA meninggalkan negaranya.
“Untuk itu pihak manajemen diminta proaktif untuk melaporkan setiap kedatangan TKA,” ucap Otto Parorongan.
Otto Parorongan menambahkan, manajemen PT SDIC telah melakukan kebijakan pencegahan, dimana setiap TKA yang baru tiba dari China diwajibkan untuk melakukan isolasi/karantina mandiri.
Karyawan yang bersangkutan selama 14 hari (masa inkubasi) dilarang meninggalkan kamar. Segala kebutuhan dan keperluan pribadi termasuk makan dan minum akan diantar dan diletakkan hanya sampai di depan pintu untuk meminimalkan kontak dengan staf atau pelayan.
“Masker, desinfektan dan alat pengukur suhu disediakan di setiap kamar karantina. Dan sebagai bentuk kewaspadaan, maka seluruh pekerja juga diminta untuk menggunakan masker selama berada di lokasi pabrik,” tutup Otto Parorongan.
Data yang dihimpun tercatat bahwa total jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 24.554 kasus dari 24 negara. China sebanyak 24.363 kasus, terkonfirmasi 3.219 kasus berat dan 419 kasus kematian. Di luar China 191 kasus terkonfirmasi 1 kematian di Filipina.
Adapun 25 negara terjangkit, yakni China (terbanyak), Jepang, Korea, Vietnam, Singapura, Australia, Malaysia, Thailand, Filipina, Finlandia, Swedia, Inggris, Italia, Rusia, Spanyol, India, Nepal, Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Sri Lanka, Kamboja, Uni Emirat Arab, Perancis, dan Belgia.
Secara nasional, sampai per 6 Februari 2020 belum ada laporan kasus terkonfirmasi positif virus corona. Meski demikian, total kasus dalam pengawasan 19 orang. Hasil negatif 9 orang, yang terdiri atas 5 WNI dan 4 WNA. Proses pemeriksaan 10 orang, yang terdiri atas 5 WNI dan 5 WNA.
“Sampai saat ini di Papua Barat belum ada kasus terkonfirmasi positif 2019-nCov dari Papua Barat. satu kasus masuk kategori dalam pengawasan telah dipulangkan, hasil laboratoriumnya negatif,” pungkas Otto Parorongan. (ARF)