MANOKWARI, PAPUAKITA.COM – Anggapan bahwa orang Indonesia tidak bisa dipisahkan dari teh memang benar. Teh selalu menjadi primadona minuman di setiap rumah atau warung makan. Disaji dengan berbagai rasa, the bisa menjadi penghilang dahaga.
Dikutip dari mongabay.co.id, Teh di Indonesia pun, mempunyai sejarah yang cukup panjang. Tanaman penghasil teh (Camellia sinensis) ini pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, biji teh dari Jepang, dibawa oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer, lalu kemudian ditanam sebagai tanaman hias di Batavia.
Pada 1826, tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya, diikuti pada 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Dari sini dicoba penanaman teh dalam skala luas di Wanayasa (Purwakarta) dan lereng Gunung Raung (Banyuwangi). Dan beberapa waktu kemudian, teh pun menjadi salah satu tanaman yang terlibat dalam cultuurstelsel.
Teh kering olahan dari Jawa tercatat pertama kali diterima di Amsterdam tahun 1835. Setahun berikutnya, dilakukan swastanisasi perkebunan teh.
Saat ini, teh dapat dengan mudah ditemukan di toko-toko kecil dan besar, baik tradisional dan modern, dengan harga teh kering termurah sekitar Rp25.000 per kilonya.
Tetapi tahukah kalau ada varian daun teh, yang mempunyai harga yang mahal, dan sangat jauh selisihnya bila dibandingkan dengan harga daun teh yang biasanya, bisa mencapai Rp1,5 sampai Rp2 juta perkilonya. Varian daun teh itu adalah teh putih atau white tea.
Menurut H. Cucu Samsudin, salah satu petani dan ahli teh dari Ciwidey Jawa Barat, teh putih harus melalui beberapa proses yang butuh ketelatenan dan ketelitian serta dipercaya mempunyai banyak manfaat yang berguna untuk tubuh.
Secara eksklusif, teh putih yang berasal dari zaman Dinasti Song (1279-690 SM) pada awalnya hanya dikonsumsi oleh Kaisar dan keluarganya atau pejabat kerajaan, dan hanya diproduksi secara terbatas.
Bisa dibayangkan, teh putih akan tetap menjadi teh yang eksklusif dan dinikmati di Cina saja seandainya pada tahun 1891 Cina tidak memulai ekspor komoditi teh ini ke negara-negara Asia dan Eropa yang memiliki tradisi minum teh.
Adanya ekspor tersebut, teh putih mulai dikenal di luar Cina dan kini teh putih boleh dinikmati siapa saja. Daun teh putih diambil dari daun teh yang masih kuncup atau menggulung, dan ada bulu-bulu halus yang tumbuh pada daunnya.
Kemudian daun teh ini segera dijemur selama beberapa hari tanpa terkena air sedikit pun dan tidak teroksidasi. Proses yang minimal dan oksidasi rendah ini menghasilkan teh dengan citarasa yang lembut.
Tidak semua orang mengkonsumsi teh putih ini. Mungkin saja karena ketidaktahuan tentang si teh putih ini, bisa saja karena harga teh ini yang tergolong mahal.
Minimalisasi proses membuat teh putih kaya akan kandungan fluoride dan flavonoid yang termasuk di dalamnya catechins dan polifenol. Ini yang membuat teh putih kaya akan antioksidan yang berfungsi melindungi kesehatan dari radikal bebas.
Menurut Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Kementerian Pertanian, anti oksidan yang dikandung teh putih 100x lebih banyak dari vitamin C dan 25x lebih efektif dari vitamin E, sehingga sangat baik untuk mencegah penuaan dini.
Kandungan anti oksidannya juga bisa mencegah penuaan dini, serta membantu memperbaiki tekstur kulit menjadi lebih sehat. Selain itu, teh putih juga mampu mencegah kanker, mengontrol diabetes, serta melangsingkan tubuh.
Mengonsumsi teh putih rutin setiap hari dapat disebutkan dapat mencegah adipogenesis, yaitu pembentukan sel lemak, sehingga dapat mencegah obesitas. Manfaat teh putih tidak hanya bisa dirasakan dengan cara diminum, tapi juga dioleskan di permukaan kulit.
Dengan cara ini, teh putih bisa memperkuat sel kulit sekaligus melindunginya dari sengatan sinar ultraviolet yang berbahaya. flavonoid yang dikandung oleh teh putih, baik untuk jantung dan membantu memperlebar pembuluh darah arteri. Selain itu, teh putih juga mampu mengencerkan darah, menurunkan tekanan darah, serta menurunkan kolesterol.
Manfaat lain Teh putih juga dapat memerangi kuman, mencegah infeksi, bahkan mampu menghancurkan organisme penyebab penyakit.
Teh putih mengandung fluoride, tanin, dan flavonoid. Kandungan substansi alami fluoride pada teh jenis ini mencapai 34 persen, sehingga membuat teh putih efektif untuk mengurangi karies gigi yang biasanya muncul karena pengaruh sisa-sisa makanan dan bakteri.
Kualitas memang menentukan harga, tak heran jika khasiat yang dikandung teh putih membuat harganya mahal. (*/RBM)