Empat Tujuan Penanaman Mangrove di Telaga Wasti Manokwari

MANOKWARI, PAPUAKITA.COM—Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dan Hutan Lindung (BPDASHL) Remu Ransiki selaku panitia penanaman mangrove dalam rangka peduli mangrove, pemulihan DAS dan Kampung Hijau Sejahtera serta memperingati Hari Konservasi Alam Nasional di Telaga Wasti, Manokwari, Rabu (7/8/2019).

Ketua Panitia Giri Suryanta mengatakan, kegiatan penanaman mangrove yang dilaksanakan di Telaga Wasti yang merupakan salah satu objek wisata tersebut memiliki empat maksud dan tujuan. Demikian Giri Suryana melalui siaran pers yang diterima papuakita.com Kamis (8/8/2019).

Aksi penanaman mangrove di Telaga Wasti. Foto Dok. Humas BPDASHL Remu Ransiki.

Pertama, upaya menumbuhkan kesadaran sekaligus membudayakan gemar menanam dan memelihara pohon sebagai sikap hidup dan budaya bangsa, khususnya pada ekosistem mangrove dan hutan pantai.

Kedua, upaya penanggulangan degradasi lahan dan kerusakan lingkungan pada ekosistem mangrove dan hutan pantai guna pencegahan bahaya intrusi air laut, gelombang abrasi, adaptasi-mitigasi tsunami, meningkatkan serapan karbon, meningkatkan estetika kawasan mangrove hutan pantai, dan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui ekowisata mangrove hutan pantai.

Ketiga, upaya meningkatkan produktivitas lahan pada ekosistem mangrove hutan pantai sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Keempat, upaya mengimplementasikan kesepakatan antara Kementerian/Lembaga Terkait, antara lain KemenLHK, TNI, Pemerintah Provinsi Papua Barat, Kementan, KKP, BNPB dan badan-badan terkait lainnya.

“Adapun jenis bibit pohon yang ditanam meliputi Rhizophora, Sp atau bakau, Avicenia, Sp atau api-api, Ketapang dan Baringtonia, Sp. Jumlah total yang sudah ditanam adalah pada kisaran 3.000 batang bibit pada lahan basah mangrove maupun lahan pantai di kawasan pesisir Telaga Wasti dengan luasan 1 hektar,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut penanaman simbolis bibit pohon mangrove hutan pantai ini dilaunching olehAsisten Bidang Kesejahteraan Dan Pembangunan Papua Barat setda provinsi Papua Barat Melkias Werinusa. Kegiatan ini juga bekerja sama dengan ibu-ibu OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Era cabinet Kerja).

Lihat juga  Pemprov Papua Barat Mewaspadai Dampak Cuaca Ekstrem

Kegiatan ini juga melibatkan ibu-ibu Tim Penggerak PKK provinsi Papua Barat, Dharma Wanita Persatuan provinsi Papua Barat, Dharma Pertiwi Daerah Papua Barat, Jalasenastri Papua Barat, Pangdam XVIII Kasuari, Kapolda Papua Barat, Bupati Manokwari.

Kalangan Perguruan Tinggi di Papua Barat, Kepala UPT Kemen LHK Lingkup Papua Barat, Kepala OPD Lingkup Papua Barat, Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan (SMKK) Manokwari, karyawan/karyawati BPDASHL Remu Ransiki dan masyarakat setempat Telaga Wasti serta segenap tamu undangan.

“Dalam rangkaian penanaman mangrove BPDASHL Remu Ransiki membagikan jenis-jenis bibit produktif sebanyak 500 batang dengan jenis bibit mangga okulasi, bibit jambu Kristal okulasi, bibit sirsak okulasi, bibit petai okulasi dan bibit jambu love okulasi,” jelas Giri Suryanta.

Dalam kesempatan tersebut penyerahan secara simbolis diberikan kepada 10 orang perwakilan dari tamu undangan.

Menurut data Direktorat Jenderal PDASHL KemenLHK luas ekosistem mangrove dan hutan pantai di Provinsi Papua Barat yaitu kurang lebih 431.257 hektar yang berada pada pesisir utara, timur, barat dan selatan provinsi Papua Barat, termasuk di dalamnya adalah kawasan mangrove kepulauan yang tumbuh berkembang di pulau-pulau sekitar Papua Barat.

Diketahui, tahun ini BPDASHL Remu Ransiki, sebagai UPT Kementerian LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan), mengalokasikan kegiatan pemetaan ekosistem mangrove dan hutan pantai Papua Barat sebagai salah satu Program Nasional One Map Policy – One Map Mangrove.

Program ini bekerja sama dengan pihak Badan Informasi Geospasial (BIG), Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Dalam Negeri—sebagai wujud implementasi Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove yang termaktub di dalam Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2012.

Giri Suryanta menambahkan, diharapkan dengan penyajian Satu Peta Mangrove tersebut dapat membantu tahapan-tahapan pengelolaan mangrove hutan pantai, memprioritaskan aspek-aspek pengelolaan mangrove serta menjaga kelestarian ekosistem mangrove guna kelancaran pembangunan di orovinsi Papua Barat. (*/RBM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *