MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Manokwari belum dikelola maksimal. Masih membutuhkan langkah-langkah strategis dari pemerintah daerah melalui Organisasi Perangkat Daerah (ODP) potensial pengumpul PAD. OPD pun didorong memiliki inovasi meningkatkan pendapatan tersebut.
“Intinya yang berkaitan dengan PAD supaya bisa meningkat, itu berkaitan dengan OPD pengumpul. Oleh karena itu perlu ada perbaikan-perbaikan yang berkaitan dengan sistemnya. Bagaimana cara menagihnya, cara membayarnya. Seperti apa? Perlu ada invonasi untuk itu,” kata Anggota DPRD Romer Tapilatu Senin (6/9/2021).
Meningkatkan pendapatan daerah yang bersumber dari PAD, lanjut kader PKP Indonesia ini, OPD harus miliki sistem manajemen informasi tentang PAD. Informasi ini terintegrasi ke semua potensi dan sumber-sumber PAD sehingga pengumpulan pajak maupun penerikan retribusi dapat dilakukan optimal.
“OPD yang mengelola atau potensial mendatangkan PAD perlu melakukan inovasi-inovasi. Apakah data optimal dan infrastrukturnya sudah memadai? Paling tidak PAD kita itu bisa berada di atas 100 an miliar. PAD kita harus lebih,” ujarnya.
Romer mencontohkan, pasar adalah salah satu sumber PAD. Tetapi belum dikelola maksimal akibat adanya ego sektoral. Antara Bapenda dan Dinas Perindagkop seolah masih ada terjadi tarik menarik kewenangan.
PAD yang bersumber dari penarikan retribusi sampah, bersumber dari BUMD, PDAM dan sejumlah sumber lain juga belum dikelola maksimal. Kontribusi PAD pada APBD 2021 diproyeksikan mencapai 80 an miliar, ini diakibatkan situasi pandemi Covid-19.
“Kalau potensi-potnesi yang ada itu dikerjakan dengan infrastruktur dan data yang baik tentu ini bisa mendatangkan PAD. Katakanlah seperti pajak penerangan jalan, apakah datanya sudah optimal? Pajak air dalam sudah memadai?,” ujarnya.
Romer menambahkan, realisasi PAD masih bisa ditingkatkan jika didukung dengan mekanisme yang benar. Selain itu, sisi regulasi mesti juga disiapkan secara memadai sebab harus relevan dengan kondisi kekinian.
“Saya pikir kembali ke kreativitas saja sebenarnya. Perlu didukung dengan infrastruktur serta didukung dengan data. Kalau sistemnya sudah teratur dengan baik maka seluruh sumber-sumber yang berkaitan dengan PAD itu bisa terpantau maksimal. Perlu ada manajemen informasi tentang PAD yang terintegrasi,” pungkasnya. (ARF)