MANOKWARI, PAPUAKITA.COM—Pemadaman listrik secara bergilir masih akan dilakukan hingga beberapa waktu ke depan di wilayah Kabupaten Manokwari. Pasalnya, suplai daya listrik dari mesin PLTU milik PT SDIC Semen Maruni terputus akibat adanya kerusakan pada mesin pembangkit tersebut.
“PLTU SDIC itu mati. Off tiba-tiba sampai sekarang belum operasi makanya sebagaian masih kami gilir sambil menunggu SDIC beroperasi kembali. Mulai berhenti beroperasi sekira pukul 18.15 WIT tadi,” jelas Kepala PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Manokwari Sulistiyo saat dikonfirmasi, Rabu (24/4) malam.
Kerusakan pada mesin PLTU tersebut mengakibatkan pasokan daya listrik PLN menjadi berukurang sebesar 12 mewa watt (MW). Untuk mengantisipasi terjadinya pemadaman listrik secara keseluruhan, maka PLN memberlakukan pemadaman bergilir terutama di wilayah di luar kota.
“Makanya saya pemadaman di luar itu supaya tidak padam keseluruhan. Kita gilir nanti yang nyala yang lain saya padam lagi sampai PLTU masuk lagi,” ujarnya.
Menurut Sulistiyo, pemadaman listrik yang sering terjadi beberapa waktu belakangan, ini dipicu oleh kondisi mesin PLTU yang mengalami kerusakan akibat faktor cuaca hujan.
“PLTU itu pakai batu bara, batu baranya basah sehingga menyumbat saluran pipa, itu harus dimatikan dulu, dibersihkan, dikeluarkan dan dioperasikan lagi. Itu yang beberapa hari yang lalu. Kalau yang tadi ganguan tiba-tiba PLTU-nya, jadi padam. Gangguannya masih dicari sampai saat ini masih dikerjakan,” ujarnya.
Adapun pasokan daya listrik yang bersumber murni dari PLTD hanya sebesar 16 MW. Dengan demikian, ketersediaan pasokan daya listrik jika semua pembangkit beroperasi mencapai 28 MW. Selain itu, beban puncak tertinggi di Manokwari mencapai 25 MW.
Sulistiyo mengatakan, akan ada tambahan pasokan daya listrik sebesar 20 MW yang bersumber dari PLTG. Dan direncanakan pada Juli mendatang PLTG sudah bisa beroperasi. Jika terjadi gangguan, PLN harus mengungari konsumsi listrik sebear 5-6 MW dengan cara melakukan pemadaman bergilir.
“Rata-rata sekarang beban puncak 22-23 mega. Nanti juga ada tambahan 10 mega dari mesi sewa, ini untuk antisipasi PLN,” jelas Sulistiyo sembari mengatakan pemadaman bergilir tidak akan terjadi jika kondisi tidak emergensi seperti saat ini.
Terpisah, anggota DPR Papua Barat Abraham Goram Gaman mengatakan, kondisi kelistrikan yang sering padam secara tiba-tiba serta masih ada pemberlakukan pemadaman secara bergilir telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
“Manokwari yang adalah ibu kota provinsi Papua Barat sebenarnya tidak boleh terjadi yang seperti ini. Kebutuhan kelistrikan untuk menunjang aktivitas masyarakat dan pekerjaan perkantoran sangat membutuhkan daya listrik, kalaupun ada masalah, masalah seperti ini tidak boleh terus terjadi macam orang tinggal di dusun saja,” tukasnya.
Bram demikian ia disapa melanjutkan, alasan yang dikemukakan pihak PLN menyangkut pemadaman bergilir masih harus dilakuka sangat tidak tepat, juga tidak relevan dengan situasi dan kondisi Manokwari sebagai pusat pemerintahan provinsi Papua Barat.
“Kalaupun persoalan dengan daya apa yang harus dilakukan. Apakah penggantian mesin atau penambahan mesin biar pemerintah sharing cost untuk menambah daya sehingga lampu tidak padam macam begini. Ini benar-benar sangat mengganggu ketentraman maupun mengurangi volume pekerjaan. Ini di kota bukan di dusun,” ujar Bram.
“Pemadaman listrik dialami hampir setiap hari. Ini tidak benar. Durasinya bisa 4-5 jam, ini dari jam 6 sore hingga pukul 9 lebih belum juga menyala. Ini tidak boleh terjadi, sangat memilukan dan sangat memalukan kita semua, ini ibu kota provinsi,” Sambung Bram
Bram menambahkan, masalah kelistrikan telah masuk dalam pembahasan pokok-pokok pikiran dewan antara dengan dewan dengan Bappeda beberapa waktu lalu. Di mana, masalah penerangan dan air bersih menjadi pokok bahasan yang cukup menonjol dan mendapat perhatian.
“Kita di Manokwari masih punya masalah substansi adalah penyediaan listrik yang memenuhi standar sehingga tidak terjadi pemadaman, dan air kebutuhan air minum. Lampu masih padam, di banyak bagian masyarakat masih beli air, hal ini tidak boleh terjadi. Kebutuhan dasar masyarakat ini harus jadi perhatian,” pungkasnya. (RBM)
Persoalan pemadaman listrik di manokwari krn defisit suplay daya dr pabrik semen maruni , kl disis teknik bg kami itu wajar, namun krn ini sering terjadi maka kiranya PT.PLN tegas pada isi MOU kerja sama awalnya yg tentunya hrs mutusin kontrak atau denda dr pabrik semen kepada PT.PLN krn tďk tepati kontraknya. Kalau PT.PLN lakukan pemadaman itu tdk salah krn sesuai SOP, tetapi kalau PT.PLN pelihara pelanggaran atas isi MOU jalan terus itu PT. PLN salah di situ? Jadi benahi dirilah segera PLN Manokwari. Napi 👍👍😃