MAYBRAT, PAPUAKITA.com—Pembukaan ruas jalan yang melintasi daerah sekitar Kali Bomasu di Kampung Kfaa, Distrik Ayamaru Utara, Kabupaten Maybrat, disinyalir telah berdampak terhadap keberadaan kali yang menjadi sumber air bersih ini.
Pemerhati Lingkungan setempat, Maikel Ijie mengisahkan, sumber air kali Bomasu dulunya tidak ada masalah. Ini terbukti sejak 2009 silam, saat Maybrat masih menjadi satu dengan Kabupaten Sorong Selatan. Kali yang menjadi salah satu sumber air bersih bagi masyarakat dalam kondisi normal.
“Kali ini menjadi kering dipicu akibat pembukaan jalan, bebatuan kapur yang terbawa aliran mengendap dan menutup mata air. Titik mata air tersebut sudah ditumbuhi oleh pepohonan,” tutur Maikel Ijie, Senin (25/1/2021)
Menurut Maikel Ijie, aliran air kali Bomasu terlihat deras hanya saat curah hujan. Dirinya mengatakan, masyarakat Maybrat yang mendiami wilayah sekitar kali, adalah marga Jitmau, Ijie, dan Kambuaya, serta beberapa marga lainnya.
“Memang kita tidak batasi pembangunan (jalan), jalan adalah akses utama. Tetapi perlu ada kajian amdal sebelum membuka jalan supaya memberikan manfaat yang baik, bukan menimbulkan masalah,” ujarnya.
“Pembangunan tanpa didahului dengan perencanaan yang baik maka tidak akan memberikan manfaat yang baik pula. Suatu Ketika kali Bomasi ini hanya tinggal sejarah bahwa di tempat ini dulunya pernah ada kali,” ucap Maikel Ijie.
Maikel Ijie mengungkapkan, harapannya dan masyarakat kampung Kfaa, bahwa kondisi ini segera disikapi serius. Sehingga keberadaan kali Bomasu bisa dipertahankan. Untuk itu, ia meminta pemerintah daerah melalui instansi teknis terkait segera melakukan kajian dengan turun ke lapangan.
“Jangan hanya menerima data yang diajukan, mulai Danau Ayamaru telaga satu sampai telaga tiga, harus dikaji. Ini serius, sebelum biota yang hidup di kali ini menjadi punah akibat kekeringan,” kata Maikel Ijie.
Maikel Ijie menyarankan, pembuatan tambak, bioflok, kolam terpal yang mudah untuk digunakan melestarikan atau membudidaya biota yang bernilai ekonomis yang hidup di kali Bomasu.
“Kita memang butuh pembangunan. Tetapi kita punya kewajiban harus mejaga lingkungan. Jangan sampai bencana yang sudah terjadi di wilayah lain terjadi di sini. Cukup menjadi contoh saja. Kita tidak rasakan hari ini, anak dan cucu kita ke depan pasti merasa dampaknya,” pungkasnya. (PKT-04)