Marga Jitmau dan Ijie Tuntut Ganti Rugi Kerusakan Kali Bomasu

MAYBRAT, PAPUAKITA.comWarga Kampung Kfaa, Distrik Ayamaru Utara, khususnya keluarga dari marga Jitmau dan Ijie menuntut ganti rugi atas kerusakan Kali Bomasu. Kerusakan kali Bomasu disinyalir akibat pembukaan ruas jalan pada 2009 silam.

Kondisi tersebut berdampak pada kerusakan lingkungan dan menyebabkan debit air kali Bomasu menjadi susut, bahkan terancam kering. Martinus Jitmau, pemilik ulayat di daerah itu menyampaikan, kondisi kali Bomasu pada 1948 lampau, merupakan tempat mata pencaharian warga kampung.

“Kali Bomasu ini menjadi sumber kehidupan. Merupakan sumber mata pencaharian bagi masyarakat kampung Yubiah, kampung karet Tubun dan kampung Sire yang memiliki hubungan dengan kekerabatan,” kata Martinus Jitmau.

Di kali Bomasu, lanjut Martinus Jitmau, terdapat sumber daya perikanan darat, berupa ikan. Ia mengatakan, masyarakat menangkap ikan hanya dengan menggunakan bubu. Yang dalam dalam bahasa Maybrat di sebut Wata.

“Pada saat bubu sudah penuh dengan ikan, masyarakat mulai mendata keluarga untuk membagi ikan itu kepada keluarga mereka dari kampung-kampung tersebut,” katanya.

Dengan melihat kondisi kali Bomasu saat ini, tegas Martinus Jitmau, membuat warga kampung sangat marah. Warga, kata dia, menyesalkan dan tindakan pemerintah yang membangun ruas jalan tanpa didahului dengan survei yang memadai.

“Tindakan pemerintah sewenang-wenang. Mau membangun jalan tanpa melakukan kajian terlebih dahulu. Tanpa kajian itu telah mengakibatkan terjadi sedimentasi pada kali Bomasu,” ujarnya.

Kondisi kali Bomasi yang kian memprihatinkan, menurut Martinus, sudah pernah dilaporkan ke Pemerintah Provinsi Papua Barat. Sayangnyam, hingga kini laporan itu belum ditindaklanjuti.

“Kami sudah pernah menyurat ke pemerintah provinsi Papua Barat supaya memperhatikan masalah ini. Jika kali Bomasu dibiar terus seperti ini akan memicu kekeringan dan berdampak kepada delapan anak kali yang ada,” beber Martinus.

Lihat juga  Mendagri: Kmurkek, Ibu Kota Kabupaten Maybrat

Martinus berharap, pemerintah provinsi memberikan perhatian serius serta LSM yang bergerak dibidang lingkungan, untuk membantu memecahka permsalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

“Kembalikan kondisi kali Bomasu seperti sejak dulu. Jangan sampai kondisi di kali Bomasi terjadi juga di wilayah lain di Papua Barat. Ayo! Selamatkan Kali Bomasu dari Kekeringan,” tutupnya. (PKT-03)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *