Luas Ekosistem Mangrove di Kaimana Terancam Berkurang

Oleh : Descorina Sitompul

Sebagai salah satu negara kepulauan paling besar di dunia, Indonesia mempunyai peran yang signifikan dalam aspek pengelolaan potensi kawasan pesisirnya sebagai upaya dalam menangani isu perubahan iklim dan pengelolaan mangrove berkelanjutan (Budiayu, 2018).

Berdasarkan Conservation International (CI) Indonesia tahun 2017, bahwa data tahun 2015 menunjukkan Indonesia memiliki 3,1 juta hektar wilayah mangrove. Angka ini setara dengan 22% ekosistem mangrove di seluruh dunia. Wilayah mangrove terluas ada di Provinsi Papua Barat dengan luas 482,029 hektar (Barakalla & Megawanto, 2017).

https://www.netralnews.com/news/nasional/read/105587/76000-hutan-mangrove-di-kaimana-potensi-besar-penyimpanan-karbon

Salah satu wilayah yang mempunyai ekosistem mangrove terbesar di Papua barat yaitu kabupaten kaimana. Kabupaten Kaimana memiliki luas untuk ekosistem mangrove sebesar 76.000 hektar. Satu hektar mangrove mampu untuk menyerap antara 600-1800 ton karbon atau jika digunakan rataan maka 1.200 ton karbon dapat dipertahankan dalam 1 hektar bentang hutan mangrove.

Mangrove adalah sumber daya alam yang berperan penting dalam memelihara keseimbangan antara ekosistem darat dan perairan. Ekosistem mangrove merupakan wilayah yang berfungsi sebagai jembatan antara daratan dan lautan (Muhtadi & Sitohang, 2016).

Menurut Anang dalam Barakalla & Megawanto (2017), mangrove merupakan ekosistem dengan berbagai fungsi serta jasa lingkungan, salah satunya dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Ekosistem ini juga sebagai pendukung kehidupan yang perlu dijaga kelestariannya (Indrayanti, 2015). Mangrove berperan cukup tinggi dalam menekan pemanasan global, dan menahan karbon yang merupakan salah satu penyebab pemanasan tersebut. Namun luas ekosistem mangrove di Kaimana sekarang terancam berkurang dikarenakan wilayah yang menjadi habitat mangrove kini telah beralih fungsi.

Akibatnya habitat tumbuhan mangrove mulai berkurang jika hal ini terjadi terus- menerus maka dapat dipastikan wilayah habitat mangrove akan menyusut sehingga dapat terjadi pemanasan global karena emisi karbon yang hanya diserap oleh sedikit tumbuhan, selain itu kualitas oksigen semakin rendah, terjadi abrasi dan terganggunya habitat fauna diperairan yang dapat mengakibatkan terancamnya spesies fauna.

Lihat juga  Canangkan Tanam Pala, Gubernur Ajak Masyarakat Tekun dan Sabar

Salah satu cara konservasi mangrove yang dapat dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan melakukan penanaman bibit mangrove disekitar pesisir pantai dikaimana. Selain itu, dari pihak pemerintahnya sendiri yaitu dilakukanya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya mangrove bagi kehidupan manusia dan membuat peraturan tegas kepada masyarakat untuk tidak mengganggu habitat mangrove untuk dijadikan lahan yang lain.

Penulis adalah Mahasiswi Bioteknologi UKDW- Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *