MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Bawaslu Papua Barat menggelar media gathering bersama perwakilan media massa di Manokwari.
Kegiatan ini menjadi momentum, untuk meningkatkan sinergitas dan kolaborasi penyelenggara dalam hal ini Bawaslu bersama media massa mengawasi pelaksanaan Pilkada Serentak 2024.
Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Menahen Julens Sabarofek mengatakan, media gathering ini adalah kegiatan tindak lanjut dalam rangka pengawasan pilkada di Papua Barat.
“Peran media menjadi salah satu hal penting dalam kepemiluan. Aspek pemberitaan terkait gangguan informasi meliputi tiga hal, yakni misinformasi, dan malinformasi. Di sini ada peran media yang sangat strategis,” kata Menahen Sabarofek dalam sambutannya saat membuka kegiatan, Kamis (21/11/2024).
Ganguan informasi melalui pemberitaan biasanya berpotensi menimbulkan hoaks dan ujaran kebencian. Itu bertujuan untuk menggiring opini publik terhadap eksitensi para kontestan politik.
“Mari, sama-sama jaga, saling memberikan dukungan, dan edukasi kepada publik dalam rangka mengawal pemilihan yang demokratis di Papua Barat,” ucapnya.
Bawaslu Papua Barat mengajak jurnalis dan media massa optimalkan peran strategis yang dimiliki dalam menggawal Pemilihan Serentak 2024 di provinsi Papua Barat.
Tahapan pilkada, menurut Menahen Sabarofek, terutama agenda kampanye hingga masuk masa tenang menjadi krusial. Sehingga harus mendapatkan pengawasan.
“Semua pihak tidak dapat melakukan agenda kampanye dalam bentuk apapun. Adalah tugas Bawaslu untuk awasi. Dalam langkah-langkah pencegahan, Bawaslu memohon dukungan agar bisa memberikan edukasi kepada publik terkait pelanggaran pilkada,” ujarnya.
Upaya pengawasan diklaim telah dilakukan secara berjenjang. Memaksimalkan patroli hingga masa tenang. Bawaslu juga memastikan upaya penindakan dikakukan.
Kendati demikian, tambah Menahen Sabarofek, ada mekanisme penangan pelanggaran yang mesti ditempuh. Yakni, mekanisme laporan, semua bisa lapor asalkan memenuhi syarat.
“Mekanismenya, temuan informasi dan berita yang terpublish bisa jadi awal penelusuran bagi bawaslu untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran,” ungkap Menahen Sabarofek.
Media gathering ini menghadirkan Ketua PWI Papua Barat, Bustam sebagai salah seorang narasumber. Bustam memaparkan materi mengenai parameter sukses pilkada.
Ia mengatakan, parameter ini meliputi peningkatan partisipasi pemilih—khusus generasi muda. Juga peningkatan partisipasi publik mengawal sukses pilkada, serta kepatuhan terhadap aturan kepemiluan.
“Pilkada mesti dikenang sebagai pesta demokrasi yang berkesan,” kata Bustam.
Bustam melanjutkan, pengawasan bergantung pada oritensi stakeholder. Ini menjadi penting agar upaya yang dilakukan maksimal. Untuk itu, stakeholder mesti peka terhadap isu-isu seputar pilkada.
“Kita harus menjaga, termasuk media. Harus menjaga demokrasi, jika media sudah masuk dan menjadi partisan, maka sia-sia sudah apa yang lakukan,” tandasnya. (PK-01)