MANOKWARI, PAPUAKITA.COM—Guna meningkatkan kapasitas ketrampilan dalam penanggulangan bencana, sebanyak 15 personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Barat, mengikuti pelatihan manajemen darut dan logistik di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
“Pelatihan menggunakan metode belajar orang dewasa dalam kelas dan peninjauan lapangan di Pusdalops Magelang dan meninjau program sister village atau desa bersudara di Desa Tumanggung, serta siaga bencana untuk obyek wisata candi Borobudur dan prambanan,” kata Kepala Pelaksana BPBD, Derek Ampnir, Kamis (27/6/2019).
“Pelatihan ini juga diisi dengan studi khusus sister village atau desa bersudara serta meninjau langsung gudang logistik dan peralatan BPBD provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini berlangsung 5 hari, sejak 22-26 Juni,” sambungnya.
Adapun sister village atau Paseduluran desa, ini dilatarbelakangi pengalaman erupsi gunung Merapi pada 2010 yang meninggalkan kerugian besar, serta filosofi dan hidup berdampingan dengan ancaman bencana.
Menurut Apnir, alasan memilih provinsi Jawa Tengah sebagai daerah tujuan pelatihan, karena Jawa Tengah merupakan ‘supermarket bencana’ di Indonesia. Artinya, paling lengkap ancaman dan resiko bencana. Selain itu, BPBD kabupaten Magelang cukup berhasil dalam penanganan bencana pasca-erupsi gunung Merapi pada 2010 silam.
“Penduduk yang turun dari lereng gunung ditolong serta diungsikan ke rumah penduduk di kaki gunung melalui sister village atau desa bersudara. Jadi penduduk yang terpapar bencana di lereng gunung, dia akan bergerak menuju saudara atau keluarga yang sudah siap menampung dia sebagai pengungsi,” jelas Ampnir.
Ampnir menambahkan, manajemen penanganan bencana BPBD kabupaten Magelang cukup berhasil. Sehingga, dengan potensi dan ancaman bencana yang ada di wilayah Papua Barat, perlu untuk mempelajari manajemen tersebut dalam upaya meminimalisir dampak bencana di daerah ini jika sewaktu-waktu terjadi bencana. (RBM)