Kerja Sama Bilateral Amerika-Indonesia Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak di Papua Barat

MANOKWARI, Papuakita.com – Salah satu program kerja sama bilateral antara Amerika dan Indonesia, yakni pencegahan terhadap perempuan dan anak di Wilayah Provinsi Papua Barat. Hal ini diungkapkan, Government Liason Advisor USAID bersama, Desti Murdijani di sela kunjungan  Tim USAID, Winrock Internasional dan Kementerian Hukum dan HAM yang diterima langsung Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan di ruang kerjanya, Selasa (10/7/2018)

Desti Murdijani mengatakan, pihaknya meminta izin kepada gubernur sekaligus meminta dukungan dari pemerintah provinsi Papua Barat dalam melaksanakan program ini. “Target dalam program ini untuk memberikan penyadaran di tingkat kampung,” demikian Desti Murdijani.

Untuk wilayah Papua Barat, terdiri dari Kota Sorong dan Manokwari. Ada 7 kampung yang menjadi konsentrasi USAID yang bekerja sama dengan tujuh LSM. Setiap kampung akan didampingi 1 LSM untuk memberikan penyuluhan dan pembinaan.

Gubernur Dominggus Mandacan

Guna mengoptimalkan program pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, tim USAID juga akan bekerjasama dengan sejumlah instansi. Diantaranya, Badan Pemberdayaan Perempuan, Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Kepolisian. Kerja sama ini untuk memudahkan dalam pendataan. Diharapkan nantinya instansi ini dapat memberikan pelayanan sesuai yang diprogramkan pemerintah.

“Target program USAID ini akan berlangsung hingga 2021 ke depan. Diharapkan, dengan adanya program ini dapat menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak khususnya di Papua Barat,” katanya.

Gubernur Dominggus Mandacan mendukung dan menyambut positif program USAID mengingat kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak kerap terjadi di Papua Barat.

“Jika program ini dapat menekan angka kekerasan sangat baik sekali, karena banyak korban yang tidak berani melapor padahal kekerasan sering terjadi di kalangan masyakarat kita, apalagi di kampung-kampung,” ujar gubernur.

Gubernur juga meminta kepada tim agar memberdayakan SDM Papua dalam menjalankan program ini. Selain memberi kesempatan bagi sumber daya lokal, ini juga dapat membantu memberikan gambaran tentang kondisi dan kebiasaan orang di Papua sehingga nantinya dalam penanganannya bisa efektif.

Lihat juga  Sekda Nathaniel Mandacan: 15 Maert Batas Penyerahan Dokumen Lelang

Gubernur meminta, badan pemberdayaan perempuan agar memberikan data yang valid sehingga dapat membantu dalam penyuluhan nantinya bagi tim USAID dan Winrock. Dalam kesempatan ini, Dominggus menyarankan, agar Distrik Tanah Rubuh di Kabupaten Manokwari juga menjadi salah satu wilayah yang akan mendapat pembinaan terkait program pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Dominggus mengimbau, peraturan daerah mengenai larangan penjualan minuman beralkohol harus diindahkan. Hal ini dapat menekan angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Minuman beralkohol sering menimbulkan dampak kekerasan dalam rumah tangga baik kepada perempuan dan anak.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Elsina Y. Sesa menambahkan, pihaknya akan turut mendampingi tim dalam menjalankan program ini tentunya dengan berkoordinasi dengan instansi terkait.

“Data-data kekerasan terhadap perempuan dan anak juga akan diberikan untuk memudahkan tim dalam bekerja sehingga nantinya dapat tepat sasaran,” ujarnya. (RBM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *