MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat (DPRPB) meminta rencana kerja terkait pengelolaan gas produksi Tangguh LNG untuk memenuhi kebutuhan listrik segera dipercepat.
Ketua DPRPB Orgenes Wonggor menyatakan, rencana terkait pengelolaan gas tersebut sudah ditandatangani dalam sebuah nota kerja sama. Penandatanganan kesepakatan tersebut pun sudah berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
“Sumber daya alam sudah ada tersedia. Kita minta PLN dan pihak terkait lainnya bisa menangkap potensi itu dan segera bekerja sama supaya produksi gas ini bisa diubah untuk dijadikan listrik sehingga dinikmati oleh masyarakat di Papua Barat,” kata Wonggor.
Pengelolaan gas hasil produksi Tangguh LNG di Kabupaten Teluk Bintuni guna mendukung pasokan listrik di wilayah Papua Barat menjadi salah satu catatan yang dibahas dalam pertemuan bersama DPRPB dan Penjabat Gubernur dengan pihak BP Indonesia di Jakarta baru-baru ini.
Ketersediaan pasokan listrik di Papua Barat, itu menjadi salah satu isu dalam pertemuan di Jakarta. Mengingat sumber daya gas sudah tersedia. Tetapi ketersediaan pasokan listrik di wilayah ini masih terbatas.
Menurut Wongor, produksi gas Tangguh LNG cukup melimpah dan mestinya dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi sejumlah kabupaten di Papua Barat.
“Prioritas itu untuk beberapa wilayah yang terkena dampak dari aktivitas Tangguh LNG, ini harus pertama supaya ada perhatian. Berikutnya kita berharap juga bisa menyuplai kebutuhan listrik seluruh kabupaten di Papua Barat,” ucap Wonggor.
Diketahui, jatah gas untuk provinsi Papua Barat mencapai 20 juta kaki kubik (MMSCFD). Angka ini cukup banyak untuk bisa dikelola menjadi listrik melalui PLTMG maupun gas rumah tangga.
Kendati demikian, pengelolaan gas tersebut belum berjalan sesuai dengan harapakan maka jatah tersebut dijual ke pemerintah pusat dan dikembalikan ke Papua Barat dalam bentuk uang (dana bagi hasil migas).
Saat ini, BP sebagai operator telah mengoperasikan train 3 kilang gas alam cair (LNG) Tangguh di kabupaten Teluk Bintuni. Dengan mulai beroperasinya train 3 kilang Tangguh tersebut, juga berdampak pada peningkatan alokasi gas bagi domestik, terutama untuk PT PLN (Persero).
Informasi yang dihimpun menyebutkan, PT PLN Unit Induk Pembangunan Papua sejak 2020 tengah menggenjot program listrik 35.000 Mega Watt di wilayah Provinsi Papua Barat. Dengan target sejumlah daerah antara lain, Kabupaten Manokwari, Raja Ampat, Sorong Fakfak Teluk Bintuni serta Kaimana.
Di Manokwari, PLN telah membangun pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) berkapasitas 20 MW. (ADV)