MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat (DPRPB) ikut terlibat dalam pengawasan penerimaan Calon Bintara Polri yang direkrut melalui program afirmasi dalam dalam rangka Otonomi khusus (Otsus).
Anggota Fraksi Otsus DPRPB, Yan Anton Yoteni menegaskan, pengawasan yang dilakukan lebih menitikberatkan pada penggunaan anggaran yang dialokasikan untuk mendukung proses seleksi bintara otsus tersebut. Ia mengatakan, pengawasan ini dikoordinir langsung oleh ketua Fraksi Otsus.
“Kita kawal. Kita pengawasan langsung di bawah ketua fraksi otsus, juga fraksi lainnya. Kita lakukan pengawasan tetapi tidak dibuat dalam bentuk pansus. DPR (Papua Barat) lebih menitikberatkan pengawasan seleksi pada anggarannya,” ujar Yoteni kepada papuakita.com, Rabu (21/7/2021).
Diketahui, Pemerintah Provinsi Papua Barat telah mengalokasikan anggaran berkisar Rp125 miliar yang bersumber dari APBD tahun anggaran 2021. Anggaran tersebut untuk mendukung program afirmasi seleksi calon bintara Polri yang dilaksanakan oleh Polda Papua Barat.
Pengawasan juga dilakukan oleh lembaga representatif kultur, Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB). Hanya saja pengawasan lembaga kultural ini lebih kepada kriteria orang asli Papua setiap calon bintara jalur afirmasi.
Ada tiga kriteria dalam penerimaan calon bintara jalur afirmasi, yakni kedua orang tua asli Papua, salah satu orang tua asli Papua, dan pendatang yang lahir dan besar hingga menyelesaikan pendidikan di Papua.
“Ada konsekuensi anggarannya Rp125 miliar, itu yang kita pantau. Kita awasi duitnya. Kalau teman-teman MRPB awasi orangnya, berapa anak-anak asli Papua yang masuk. Kita awasi anggarannya sesuai dengan kewenangan dewan,” ujar Yoteni lagi.
Di sisi lain, Yoteni menegaskan bahwa seleksi calon bintara Polri jalur afirmasi ini sudah berjalan dengan baik, seleksi dilakukan dengan mengedepankan prinsip keterbukaan dan kompetensi yang mesti dipenuhi oleh setiap peserta sesuai dengan standar Polri.
“Tidak usah protes, seleksi calon bintara ini jumlahnya 1.500 orang, tidak lebih. Itu sudah (bentuk) afirmasi terbaik, bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan ini. Kalau Otsus tidak ada, apakah program afirmasi ini ada?,” tanya Yoteni.
“Proses seleksi ini diawasi penuh pun kalau ada plus-minus sedikit, itu manusiawi. Tidak ada manusia yang sempurna, saya pribadi menyampaikan terima kasih kepada Polda Papua Barat yang sudah bekerja baik,” sambung Yoteni.
Yoteni menambahkan, program afirmasi dalam konteks rekrutmen calon anggota Polri merupakan salah satu cita-cita saat mendorong kehadiran Polda dan Kodam di Papua Barat, anak-anak asli Papua bisa direkrut menjadi bagian dari dua istitusi negara ini.
“Kepada adik-adik yang tidak lulus dalam seleksi kali ini, sesungguhnya kalian telah berjuang dan bertaruh habis-habisan dalam seleksi ini. Tetapi seleksi ini ada persyaratan dan tidak mungkin semua diterima. Tuhan punya kehendak lain untuk kalian bekerja di bagian lain. Tidak usah kecewa, tetap semangat,” pungkasnya. (ARF)