Bupati Demas Mandacan Ajak Mahasiswa Jadi Agen Anti Korupsi

MANOKWARI, PAPUAKITA.COM—Mahasiswa bukan hanya sebagai agen perubahan, tetapi juga sebagai agen penggerak gerakan anti korupsi. Sehingga, mahasiswa ikut melakukan pencegahan korupsi dengan membangun budaya anti korupsi di masyarakat.

Demikian hal itu disampaikan Bupati Manokwari Demas Paulus Mandacan melalui sambutan tertulis yang dibacakan Asisten I Setda Kabupaten Manokwari, Wanto pada Workshop Desiminasi pembelajaran anti korupsi di Perguruan Tinggi se-Papua Barat yang digelar di Kampus Universitas Papua (Unipa), Jumat (5/4/2019).

Workshop pembelajaran anti korupsi digelar selama 2 hari (5-6 April). Menurut bupati, mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan seba-sebab korupsi dan permasalahannya, sehingga mahasiswa dapat berperan, memahami dan menerapkan nilai-nilai anti korupsi di lingkungan kampus dan masyarakat di masa mendatang.

Dikatakan, pemberantasan korupsi tidak sebatas pada upaya penindakan yang menjadi kewenangan aparat penegak hukum. Pendidikan anti korupsi di setiap jenjang pendidikan menjadi penting dalam rangka menanamkan nilai-nalai anti korupsi dalam upaya menyiapkan SDM sebagai agen perubahan.

“Pembelajaran anti korupsi lebih menekankan pada karakter anti korupsi pada mahasiswa,” sebut bupati.

Bupati menyampaikan, melalui workshop desiminasi pembelajaran anti korupsi diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kapasitas dosen yang akan mengimplementasikan pendidikan anti korupsi melalui pendekatkan dan membangun kolaborasi antar-perguruan tinggi di Papua Barat.

Selain itu, melalui pendidikan anti korupsi dalam dunia pendidikan bisa untuk mengendalikan atau mengurangi bentuk korupsi yang bertujuan membangun sikap generasi muda yang anti terhadap segala bentuk korupsi.

“Keteladanan ini harus dimulai dari kampus. Salah satunya, para dosen tepat waktu dalam proses perkuliahan. Kampus dalam penyusuan anggaran transparan dan akuntabel,” pesan bupati.

Rektor Universitas Negeri Papua, Jacob Manusawai mengatakan, jumlah mahasiswa Unipa sebanyak 18 ribu. Para mahasiswa berasal dari seluruh daerah di Tanah Papua (Papua dan Papua Barat), bahkan ada yang berasal dari luar tanah Papua. Prosentase antara mahasiswa (asli) Papua dengan mahasiswa non Papua 63:37.

Lihat juga  DPRD Manokwari Kritisi Satgas Covid-19, Posko Tak Lebih Sebatas Menerbitkan Rekomendasi

“Mahasiswa yang aktif 9.000-an, tenaga dosen berjumlah 502 orang,” kata Manusawai.

Dalam kesempatan itu, Manusawai mengharapkan, agar KPK bisa memberikan terobosan terkait pendidikan pemberantasan korupsi. Sebab pendidikan anti korupsi masih menjadi bahan perdebatan. Menurut Manusawai, pendidikan seperti ini mungkin bisa diterima dengan cepat oleh perguruan tinggi agama.

“Kita yang negeri susah antara rektor saja belum sepakat, tidak tahu SKS-nya masuk kemana. Kita belum tahu caranya, mungkin sesudah pilpres baru kita dapat jawabannya. Kita lihat saja yang penting adalah hari ini, perguruan tinggi sudah bisa memahami bahwa pendidikan anti korupsi adalah sesuatu yang sangat penting,” imbuh Manusawai. (RBM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *