MANOKWARI, PAPUAKITA.COM – Suasana di kantor Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, Senin (25/2/2019) siang menjadi tidak terkendali, aktivitas pegawai pun terhenti untuk sementara waktu.
Hal itu diakibatkan ratusan guru SMA dan SMK se Kabupaten Manokwari menyeruduk kantor tersebut dan melakukan demonstrasi menuntut pembayaran tunjangan sertifikasi, non sertifikasi, dan gaji guru honorer.
Kepala Bidang Pembinaan Ketenagakerjaan Kependidikan dan Penyelenggara Tugas Perbantuan Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, Sudjanti Kamat mengatakan, khusus untuk pencairan gaji guru honorer selama 3 bulan (Oktober-Desember 2018) sudah diproses, dan saat ini menunggu pencairan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
“Kalau SPD (surat perintah dibayar) belum ada, kami belum bisa bayarkan. Kalau mereka mau tutup sekolah sangat disayangkan sekali, terlau egois. Kepala sekolah dan PNS nya bisa kena aturan,” ujarnya
Kata Sudjanti Kamat, menyangkut tunjangan sertifikasi yang terlambat dibayarkan, ini disebabkan penerbitan SK guru-guru yang telah tersertifikasi dilakukan secara bertahap. Selain itu, pembayaran juga tergantung proses transfer keuangan.
“Sekarang ada sekira 1.400 an guru yang sudah tersertifikasi di Papua Barat. Sertifikasi itu bukan PNS saja ada non PNS. Jadi jumlah guru di Papua Barat sebanyak 2.262 PNS ditambah dengan guru honorer sebanyak 1.873 kurang lebih seperti itu. Jadi banyak yang belum tersertifikasi,” ungkapnya.
Pantauan papuakita.com, demonstrasi yang awalnya berjalan cukup tertib ini tiba-tiba berubah menjadi aksi massa yang nyaris tak terkendali. Pasalnya, di tengah dialog antara Kepala Dinas dan salah satu Kepala Bidang, tiba-tiba seorang guru diintimidasi oleh oknum dari luar dinas pendidikan.
Kejadian itu sontak mengundang protes keras para guru yang diikuti dengan pengejaran terhadap oknum yang diduga mengintimidasi rekan mereka hingga berlanjut ke dalam ruangan lantai satu kantor dinas pendidikan.
Aksi adu mulut tak bisa dihindari dan nyaris berujung dengan adu jotos. Beruntung aksi ini dapat dilerai oleh aparat kepolisian yang sigap mengawal aksi para guru.
Meski sempat membacakan 11 poin pernyataan sikap guru-guru terkait tuntutan realisasi sejumlah hak yang diklaim belum diselesaikan sejak 2018, ratusan guru ini tidak lagi menghiraukan penjelasan yang disampaikan oleh pihak dinas.
Pernyataan-pernyataan bernada kecaman dilontarkan oleh guru berstatus ASN maupun guru honorer yang tergabung dalam aksi massa tersebut. Para guru juga sempat menyegel pintu depan kantor dinas menggunakan bambu, tapi segel itu tak berlangsung lama. Pihak dinas dibantu aparat membuka segel.
Situasi semakin tak memungkinkan untuk melanjutkan dialog antara pihak dinas dan para guru. Ratusan guru akhirnya memutuskan untuk melanjutkan aksinya ke kantor gubernur Papua Barat. Dan menyampaikan aspirasi mereka secara langsung ke Gubernur Domingus Mandacan. (RBM)
Saya kurang setuju dengan. Kata geruduk.. geruduk itu artinya apa.. dalam KKB juga gk ada.. saya cari arti sehari- hari arti itu melempari atau menghujani.. jadi apakah kata geruduk sesuai dengan maksud berita di atas.. saya kira kurang pas..