MANOKWARI, PAPUAKITA.com— Banjir yang melanda Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Senin malam (23/12/2019) sekira pukul 20.30 WIT dipicu tersumbatnya aliran air mengakibatkan meluap air sungai hingga naik ke badan jalan, serta merendam sejumlah bangunan di dalam wilayah perkotaan itu.
Hingga Selasa pagi (24/12/2019), pascabanjir ketinggian air berangsur-angsur telah surut. Masyarakat bersama dengan aparat TNI dan Polri, serta pemerintah daerah setempat bahu membahu membersihkan sisa-sisa material berupa lumpur, bebatuan, gelondongan kayu berukuran kecil hingga sedang yang terbawa banjir.
“Hasil pendataan sementara, sampai saat ini belum ada laporan korban luka-luka maupun korban meninggal dunia. Korban jiwa tidak ada. Sebagian besar warga sudah kembali ke rumah dan dibantu aparat TNI dan Polri serta pemerintah daerah mulai membersihkan sisa-sisa material yang terbawa banjir,” kata Kepala Distrik Wasior, Alex Marani ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa pagi (24/12/2019).
Menurut Alex Marani, banjir diperparah akibat jebolnya tanggul pengamanan setinggi 5-10 meter yang dibangun di sepanjang bantara sungai. Tanggul beton itu jebol sekira sepanjang 2-30 meter. Selain itu, BPBD setempat juga telah menyiapkan satu posko tanggap darurat, serta mengerahkan alat berat untuk melakukan pembersihan material banjir dan pengerukan sedimen di sungai Anggris.
“Masyarakat ini sudah trauma dengan kejadian banjir bandang pada 4 Oktober 2010 silam. Saat ini, ada sekira 66 unit rumah warga terpapar dampak banjir, 6 kios, satu toko, dan beberapa bangunan pemerintah yang berada di distrik Wasior ikut terendam banjir,” kata Alex
Diketahui banjir yang terjadi pada satu decade yang lalu, itu menyebabkan banyak infrastruktur di Wasior hancur. Dari data yang diperoleh, banjir bandang juga menyebabkan 158 orang tewas dan 145 orang masih dinyatakan hilang.
“Pemerintah daerah sudah menyalurkan 70 zak beras kemasan 20 kg kepada warga. Adanya posko ini bukan untuk penampungan pengungsian tetapi jika ada yang butuh makanan atau bantuan darurat bisa dilayani serta memudahkan mobilisasi bantuan,” sambungnya.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Teluk Wondama, Gasper Kapissa mengatakan, letak posisi sungai Anggris persis berada di dalam kota dan melintasi permukiman warga, sehingga luapan air sungai dengan cepat meluber ke badan jalan hingga merendam sejumlah rumah dan bangunan kantor pemerintah.
“Pemerintah daerah sebelumnya telah merencanakan kegiatan pembersihan sedimen di sungai anggris. Rencana tersebut telah dirapatkan dan segera ditindaklanjuti, meski demikian musibah banjir terjadi lebih awal sebelum upaya pembersihan tersebut dilakukan,” jelas Gasper Kapissa dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Pemerintah daerah, lanjut Gasper Kapissa, telah melakukan upaya-upaya dalam rangka tanggap darurat pascabanjir. “Kami akan sampaikan informasi terbaru terkait hasil pendataan dan perkembangan situasi dan kondisi pascabanjir,” ucapnya.
Kepala Unit SAR Wasior, Pradikat Edo Suherlin menambahkan, informasi banjir diterima sekira pukul 20.50 WIT. Dan Tim Unit SAR Wasior langsung melaksanakan respon time, untuk membantu upaya evakuasi masyarakat terpapar dampak banjir.
“Ketinggian banjir mencapai sekira 1 meter sehingga menuntup akses jalan dan merendam sejumlah bangunan. Sampai saat ini belum ada laporan atau temuan korban meninggal dunia, hari pertama kami bantu evakuasi warga, dan hari ini kami fokus masih lakukan pengawasan,” tutup Pradikat.
Bantuan BPBD provinsi disalurkan
Kalaksa BPBD Provinsi Papua Barat, Derek Ampnir menambahkan, pascabanjir, Gubernur Papua Barat telah menginstruksikan pengiriman bantuan bagi masyarakat terpapar banjir Sungai Anggris.
“Bantuan gubernur untuk banjir di Wasior terdiri atas paket sandang 70 paket, paket air mineral 70 paket, makan tambahan gizi 21 paket, lauk pauk 3 paket, makanan siap saji 6 paket. Bantuan sudah dimuat dengan Kapal Napan Wainame, didampingi Kalaksa BPBD Teluk Wondama dan didampingi satu staf BPBD provinso,” beber Ampnir. (ARF)