Ketua KPU Papua Barat: PSU Akibat Human Error

MANOKWARI, PAPUAKITA.COM—KPU Provinsi Papua Barat menyatakan, 11 TPS yang tersebar di Kabupaten Manokwari (5 TPS), Manokwari Selatan (1 TPS), Teluk Wondama (1 TPS), Sorong (2 TPS), Fakfak (1 TPS), dan Tambrauw (1 TSP), akan melaksanakan Pemungutan Suara Ulang (PSU).
Pelaksanaan PSU sudah terjadwal oleh masing-masing KPU kabupaten/kota.
“Di Papua Barat ada beberapa perbaikan di sejumlah TPS, sehinga bawaslu ada mengeluarkan rekom. Sampai hari ini rekomendasi bawaslu ada 11, ,” ujar Amus Atkana, Senin (22/4/2019).
Menurutnya, PSU semata-mata—bukan karena kesengajaan, melainkan human error penyelenggara KPU di tingkat bawah. Dia menegaskan, bahwa pemilu pada tanggal 17 April sudah berjalan aman dan terkendali.

Amus Atkana
Ketua KPU Provinsi Papua Barat, Amus Atkana. Foto : RBM

Untuk itu, Amus Atkana mengajak semua pihak mengawal bersama pelaksanaan PSU, agar berlangsung secara baik dan berjalan lancar. Ia menyatakan, soal kekeliruan yang terjadi pada saat pemungutan suara, adalah bagian dari perbaikan demokrasi ke depan.
“Coblos sudah selesai dan begitu mau direkap ada keberatan-keberatan para saksi di lapangan. Kami memaknai ini dan mengapresiasi kerja kayak begini. Patut kita apresiasi bahwa proses pemilu di Papua Barat berjalan aman dan lancar. Di Papua Barat ini tidak ada pemilu tertunda atau pemilu lanjutan,” ujar Amus Atkana lagi.
Amus Atkana mengaku, pemilu kali ini sangat kompleks, karena antara pemilu legislatif dan pemilu presiden dilaksanakan serentak. Faktor geografis yang sulit, honor KPPS yang rendah serta beban kerja yang berat menambah panjang daftar persoalan penyelenggaraan pemilu di wilayah ini.
“Kami memaknai ini adalah human eror di penyelenggara kami. Spirit kami, kami akan melakukan pembinaan-pembinaan kelembagaan ke depan. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada bawaslu yang telah mengeluarkan beberapa catatan untuk perubahan dan perbaikan untuk demokrasi ke depan,” jelasnya.
Amus berharap, KPU, Bawaslu, dan keamanan bersinergis di lapangan. Sinergitas yang terbangun baik akan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilu.
“Di lapangan itu bawaslu (pengawas lapangan) juga ada. Ada PPS dan pihak keamanan, mari kita bersinergis supaya kita mengatakan bahwa ini perlu diperbaiki. Lebih bagus kita perbaiki pada saat kejadian itu,” tukasnya.
Amus Atkana menambahkan, untuk kebutuhan logistik dan anggaran pelaksanaan PSU tidak ada masalah, karena 80 persen logistik yang ada akan dipakai kembali.
“Mungkin ada penambahan sedikit karena bagian dari dampak yang terjadi. 80-90 persen kebutuhan sudah ada. KPU kabupaten/kota mungkin tambah sedikit-sedikit sebagai stimulan untuk laksanakan kembali,” imbuhnya. (RBM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *