MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Wacana melawan Kotak Kosong pada Pilkada Kabupaten Manokwari 23 September 2020, dinilai tak logis dan terkesan hanya intrik politik belaka. Bertujuan menggelindingkan opini publik. Selain itu, wacana ini menimbulkan eskalasi politik jelang suksesi kepala daerah kabupaten Manokwari semakin terasa dan dinamis.
Sejumlah partai politik diketahui telah memberikan rekomendasi dukungan politik kepada bakal calon pasangan Paulus Demas Mandacan-Edi Budoyo (PADI), yang juga merupakan calon petahana. Sedikitnya 11 kursi dari 24 kursi di DPRD Manokwari telah dalam genggaman mereka.
“Banyak media (pemberitaan) soal kotak kosong. Baru sebelas kursi yang sudah diambil, di DPRD Manokwari ini ada 25 kursi. Artinya masih sisa 14 kursi lagi masih bisa memungkinkan dua kandidat lagi yang maju. Jangan memberikan berita yang bisa membuat masyarakat resah, tim resah. Mari, kita menjaga marwah demokrasi di Manokwari berjalan dengan baik,” kata Politikus PAN, Sius Dowansiba, Rabu (26/2/2020).
Pilkada bukan soal mencari lawan, menurut Sius Dowansiba, pilkada adalah sebuah pertandingan yang harus dikawal bersama sampai akhir sehingga proses ini berlangsung demokratis. Tidak saling gontok-gontokkan dan penuh intrik politik.
“Ketika tanggal 18 Juni (batas akhir pendaftaran) sudah tidak ada yang maju, baru disitu pernyataan lawan kotak kosong. Saya berharap teman-teman yang hari ini sebagai ‘penguasa Manokwari’ hargai yang bukan penguasa. Kita semua ini berasal dari partai politik. Dengan iman saya, saya yakin tetap daftar ke KPU,” ujar Sius Dowansiba.
Sius Dowansiba sendiri digadang-gadangkan sebagai bakal calon Bupati Manokwari, ia berpasangan dengan Rudi Timisela, anggota DPR Papua Barat 2014-2019, juga menjabat Ketua DPD partai Golkar Provinsi Papua Barat. Sius Dowansiba juga tercatat sebagai anggota DPRD kabupaten Manokwari 2019-2024. Bakal calon paslon ini familiar dengan tagline SMART.
“Hari ini, PAN belum bisa mengeluarkan SK KWK untuk mendaftar di KPU. Apa bila seorang kandidat menerima rekomendasi, itu surat sementara. Setelah rekomendasi itu berubah menjadi SK KWK, baru itu secara sah bahwa partai mimiliki kandidat. Semua anak bangsa dan anak negeri punya hak untuk maju calonkan diri,” katanya.
Dalam konteks kaderisasi , Sius Dowansiba menyatakan, dirinya adalah kader tulen yang dibesarkan oleh PAN selama 18 tahun. Sehingga, pihak yang mengklaim diri memiliki kontribusi dalam membesarkan partai berlambang matahari ini, ia nilai hanya sebagai pengakuan diri belaka.
“Saya kader PAN murni, bukan abal-abal, buka kader belian. Kita tidak boleh mengeluarkan statemen yang menyudutkan. Teman-teman, mari kita bersaing yang sehat. Jangan mengeluarkan kata-kata yang menimbulkan ketersinggungan. Kita dewasa dalam berpolitik. Santai saja, tenang saja. Tidak ada yang menakutkan,” tutur Sius Dowansiba.
“Soal siapa bupati yang akan dilantik pada 2021, itu urusan nanti. Terpenting hari ini adalah semua anak bangsa yang baik, semua anak negeri yang terbaik. Tidak ada yang bilang Demas tidak terbaik. Demas terbaik maka bisa jadi bupati. Sius terbaik maka bisa jadi anggota DPRD. Rudi juga anak bangsa terbaik,” tukasnya.
Sius Dowansiba menyoroti penggunaan media sosial (medsos) untuk ‘kepentingan politik’ berpotensi menumbuhkan bibit-bibit konflik jelang pilkada kabupaten Manokwari. Ia mengimbau, tim sukses dari semua pihak maupun kandidat bisa lebih santun dan bermoral dalam memanfaatkan medsos.
Tidak digunakan untuk menggali informasi-informasi yang bisa menimbulkan konflik dan merusak pertemanan. Sebab kalah dan menang dalam sebuah pertandingan adalah soal biasa. Tetapi kekeluargaan itu harus dijaga. Kekeluargaan tertanam sampai mati sedangkan politik hanya sementara saja.
“Dalam politik tidak ada teman abadi maupun musuh abadi. Hal ini perlu saya sampaikan di media, bahwa yang memutuskan lawan kotak kosong pada tanggal 18 Juni nanti. Jalur independen sudah selesai, kalau calon-calon lainnya masih jalan belum ada yang mundur,” ujarnya lagi.
Optimisme bisa mendapat dukungan partai politik cukup tinggi. Ini dilihat dari klaim Sius Dowansiba, bahwa sampai saat ini baik PAN mapun partai golkar belum ada keputusan soal rekomendasi diberikan kepada pasangan kandidat tertentu.
“Jangan menciptakan permusuhan yang berkepanjangan, kota Manokwari ini kota yang beriman. Kita bangun sistem perpolitikan yang baik. Dinamika pilkada tahun-tahun sebelumnya tidak seperti sekarang ini, ini baru bakal calon saja sudah luar biasa, hebat. Apa lagi kalau sudah jadi calon. Ini menunjukkan apa ini,” ucap Sius Dowansiba.
Tambah Sius Dowansiba, PAN adalah organisasi politik yang mengutamakan kader-kadernya. Dirinya optimis, bahwa rekomendasi tetap dalam genggaman.
“Kita sudah paparkan ke pak ketum. Pak ketum sudah sampaikan bahwa kader yang diutamakan, kader yang diutamakan. Walaupun surat tugas itu dikasih ke 2-3 orang tetap kader diutamakan. Ingat, kader diutamakan. Maka jangan kecewa kalau suatu saat surat KWK itu jatuh kepada saya untuk maju, jangan kecewa. Karena saya kader militan,” pungkasnya. (ARF)