MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Isu demonstrasi susulan merebak di tengah-tengah masyarakat pascakerusuhan 19 Agustus lalu. Hal itu menimbulkan kekhawatiran, tidak saja bagi masyarakat tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemerintah kabupaten Manokwari.
Adanya isu demonstrasi susulan, juga berimbas kepada lembaga pendidikan, beberapa sekolah memulangkan peserta didiknya dan meliburkan sekolah, langkah itu dipilih hingga kondisi Manokwari diyakini benar-benar kembali kondusif.
Wakil Bupati Manokwari, Edi Budoyo menegaskan, situasi dan kondisi Manokwari aman. Kepastian itu diperoleh berdasarkan informasi dari pihak Polres Manokwari.
“Saya baru saja mendapat telepon dari Wakapolres Manokwari bahwa kondisi Manokwari saat ini aman. Tetapi dari pihak-pihak sekolah sudah mengambil kebijakan dan mengumumkan bahwa anak-anak sekolah dipulangkan dan diliburkan selama beberapa hari,” kata Edi Budoyo saat memimpin apel gabungan di halaman kantor Bupati Manokwari, Senin (26/8/2019).
Menurut Edi Budoyo, langkah yang diambil oleh pihak sekolah sangat menusiawi dan wajar. “Seharusnya bertanya dulu kepada aparat keamanan bagaimana situasi sebenarnya. Tetapi itu tidak menjadi masalah dapat dimaklumi karena para guru juga tidak ingin mengambil resiko. Itu sangat manusiawi dan sangat wajar,” tukasnya.
Edi Budoyo menegaskan, ada kewenangan pemerintah pusat dan kewenangan pemerintah daerah bahwa tanpa diminta maupun diminta pemerintah pasti akan melindungi masyarakatnya.
“Untuk itu ada pergeseran dan penambahan pasukan guna menimbulkan rasa aman bagi penduduk di Papua Barat. Demikian pula sebaliknya, jika kondisi sudah dirasa aman maka tanpa diminta pasukan itu akan ditarik kembali ke satuan induknya masing-masing,” ujarnya.
Kendati demikian, Wabup Edi Budoyo mengimbau, masyarakat tetap berhati-hati dan waspada sekalipun sudah ada pemberitahuan resmi terkait situasi dan kondisi Manokwari. Ia juga mengimbau jika hendak mengucapkan sesuatu hendaklah dipikir dengan baik sehingga tidak menimbulkan ketersinggungan bagi orang lain.
“Kemarin merupakan pelajaran yang luar biasa dan berharga, orang lain berbuat kita yang di Tanah Papua menerima akibatnya. Saya imbau untuk saling hormat menghormati, menghargai dan menyayangi jangan mengeluarkan kata-kata yang membuat orang lain kurang berkenan,” pungkasnya.
Libur Sekolah Bersifat Situasional
Kebijakan sejumlah sekolah meliburkan peserta didiknya bersifat situasional. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Neles Dowansiba menyatakan, libur sekolah di Manokwari bersifat situasional. Di mana, sekolah dapat diliburkan jika situasi semakin mengkhawatirkan. Tetapi apabila aktifitas sekitar masih berjalan normal, maka kegiatan belajar mengajar masih tetap berjalan.
“Isu yang beredar perihal adanya aksi demo susulan pada Senin (26/8/2019), jika situasi tegang maka boleh diliburkan. Tetapi jika lingkungannya masih aman saja maka tetap bersekolah, karena jika libur itu merugikan anak didik,” pungkasnya. (ARF)