BI Papua Barat Berikan Mesin Pintal untuk Empat Kelompok Pengrajin Noken di Manokwari

MANOKWARI, PAPUAKITA.comBank Indonesia Perwakilan Papua Barat menutup kegiatan pelatihan alat Pintal Noken yang digelar di Gedung Dekranasda Provinsi Papua Barat. Pelatihan tersebut diikuti 4 kelompok pengrajin noken di Manokwari.

“Kita akan buka peluang kepada mereka yang sudah ikut pelatihan untuk semakin mahir. Kegiatan pelatinah ini akan ditindaklanjuti secara periodik,” kata Kepala Unit Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat, Aries Purnomohadi.

Aries mengatakan, pelatihan alat pintal noken adalah upaya dari Bank Indonesia bersama Dekranasda untuk pengembangan UMKM di Manokwari. Diakui Aries, para kelompok sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan alat pintal tersebut yang digelar sela 2 hari.

Penyerahan bantuan sosial Bank Indonesia kepada salah satu kelompok pengrajin noken di Manokwari. Foto : Dok. BI Perwakilan Papua Barat

“Mereka bisa mengerjakannya hingga pada tahap terakhir. Bisa menyelesaikanya hingga berbentuk noken. Berbeda dengan pelatihan yang mereka ikuti di Jawa hanya sampai pada tahapan serat lintingan saja. Dengan adanya pelatihan ini kemampuannya semakin jauh lebih bagus dan cepat dalam merajut noken,” ujarnya.

Kerja sama BI dan Dekranasda, lanjut Aries, tidak sebatas pada pelatihan alat pintal. Tetapi kerja sama ini juga mencakup sistem pemasaran berbasis digital. Untuk itu, BI akan memfasilitasi teknik pengemasan dan pemasaran, seperti pengambilan foto agar lebih menarik saat dipajang atau diposting di facebook, instragram, TikTok, serta twitter.

Diketahui, salah satu kelompok yang berpartisipasi dalam pelatihan alat pintal noken adalah kelompok binaan Dekranasda.

“Kedepannya akan dipadupadankan dengan inovasi, karena saya melihat ternyata produk noken bisa dibuat balut dengan baju dan dikombinasikan dengan tas. Dan ini ada daya tariknya yang tidak dimiliki oleh daerah lain,” tutur Aries.

Dalam kesempatan yang sama, BI juga menyerahkan bantuan berupa empat unit mesin pintal kepada masing-masing kelompok beserta  bahan baku pembuatan noken, seperti serat kulit kayu gersen dan mahkota dewa.

Lihat juga  Pelayanan Taspen Berbasis Digital Masih Terbatas di Papua Barat

Adapun alat pemintal yang diserahkan menggunakan tenaga listrik sehingga lebih memudahkan para pengrajin noken. Harga per unit mesin pintal itu senilai 9-10 juta rupiah.

“Setelah diserahkan mesin langsung digunakan. Alat ini sudah siap pakai. Mesin harus dijaga agar tidak rusak. Perlu diperhatikan adalah pengaturan mesin. Jangan sampai diubah. Ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini harus ditularkan kepada anggota kelompok serta aktif mengikuti pelatihan dari berbagai lembaga agar semakin berkembang dan kreativitasnya semakin tinggi,” tutup Aries.

Dalam kesempatan yang sama, salah seorang peserta pelatihan asal kelompok Sayreri, Orpa Romboisano mengapresiasi kegiatan pelatihan yang digelar BI dan Dekranasda Papua Barat. Orpa mengaku bantuan mesin sangat berbarti bagi kelompoknya. Sebab harga mesin berkisar Rp10 juta dirasakan cukup berat.

“Ini penantian kelompok kami. Puji Tuhan dengan alat ini sangat membantu meringankan pekerjaan kami. Tanpa alat ini kami harus menggulungnya secara manual. Alat ini hasilkan noken jauh lebih bagus dan sangat memuaskan. Kami berharap lebih maju, semakin banyak hasilnya dan dapat membantu perekonomian masyarakat,” ujar Orpa. (*/ARF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *