MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Bank Indonesia mendukung pengembangan Desa Wisata di Kampung Sauwandarek, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat. Pengembanga wisata ini sebagai bentuk bentuk kepedulian Bank Indonesia dalam mendorong penerimaan devisa negara dan menekan Current Account Devisit (CAD) melalui peningkatan sektor pariwisata.
Dalam mendorong pengembangan desa wisata Sauwandarek, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat bersinergi dengan pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat dalam membuat sebuah konsep roadmap pengembangan pariwisata di Raja Ampat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat, S. Donny H. Heatubun melalui siaran pers yang diterima, Sabtu (29/2/2020), mengatakan pemilihan Raja Ampat sebagai lokasi pengembangan desa wisata oleh Bank Indonesia berdasarkan pada data kunjungan wisatawatan dari tahun ke tahun yang terus meningkat.
Menurut dia, berdasarkan data BPS Kabupaten Raja Ampat, kunjungan wisatawan baik manca negara maupun domestik mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 2012. Presentase kunjungan wisawatan masih didominasi oleh wisatawan manca negara dimana pada awal 2018 kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 79% dari total wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat.
Donny Heatubun mengatakan, kampung Sauwandarek merupakan salah satu lokasi/spot diving maupun snorkeling yang sangat diminati oleh wisatawan saat berkunjung ke Raja Ampat.
“Berdasarkan data yang diperoleh dari warga Sauwandarek setiap harinya dikunjungi oleh rata-rata wisatawan mencapai 100-150 orang wisatawan dan didominasi oleh wisatawan mancanegara. Namun dengan kunjungan sedemikian rutin itu sarana pendukung di daerah tersebut seperti dermaga dan fasilitas pendukungnya belum memadai,” ujarnya.
Melihat peluang tersebut, tahun 2019 kantor perwakilan Bank Indonesia provinsi Papua Barat telah melakukan perencanaan serta pembangunan fasilitas pendukung dermaga apung di kampung Sauwandarek yaitu berupa gapura, toilet wisatawan, dan tower penampungan air.
“Di tahun 2020 rencananya akan dilakukan pembangunan dermaga apung, shelter, lapak UMKM, dan perbaikan dermaga yang sudah tidak layak digunakan,” jelas Donny Heatubun.
Donny Heatubun menambahkan, pengembangan desa wisata ini merupakan tindak lanjut dari hasil identifikasi tim Bank Indonesia dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Raja Ampat dalam melihat kebutuhan pada desa wisata agar dapat berjalan maksimal dengan dukungan pemerintah kampung setempat.
“Dengan adanya pengembangan desa wisata ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi pemda dan lembaga lain dalam bersinergi guna mendorong pariwisata di Papua Barat dengan mengusung konsep eco tourism dengan tetap mengedepankan kelestarian alam di lokasi objek wisata,” tutupnya. (*/ARF)
2 komentar