Sandiaga Uno
Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Salahuddin Uno ketika melakukan ritual adat masyarakat suku Doreri di Pulau Mansinam dengan menginjak kepala penyu dan buaya yang terbuat dari pasir. Foto : ADL

Ritual Adat, Jargon Politik Harga Energi dan Sembako Warnai Kampanye Sandiaga Uno di Manokwari

Diposting pada

MANOKWARI, PAPUAKITA.COM—Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Sandiaga Salahudin Uno atau yang akrab disapa Sandiaga Uno melaksanakan kampanye terbuka di Manokwari, yang dipusatkan di Lapangan Borasi Manokwari, Rabu (27/3/2019). Kehadiran Sandiaga Uno mendapat sambutan ibu-ibu, serta disambut dengan teriakan histeris dari pendukungnya.

Insha Allah di bawah Prabowo-Sandi, kami semakin yakin akan memperbaiki pembangunan ekonomi yang lebih baik. Masyarakat mengeluh harga energi yang mahal, insha Allah kita akan stabilkan, termasuk biaya listrik sebab itu jadi komitmen kami,” ujar Sandi dalam orasi politiknya.

“Dari Manokwari, kita canangkan komitmen kita bersama Indonesia adil makmur, kita melakukan suasembada energi,” tambahnya.

Imanuel Yenu, anggota DPR Papua Barat dalam orasi politiknya mengatakan, bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki visi dan misi yang jelas dan juga pemimpin yang energi serta orang yang paham dan mengenal tentang Indonesia.

“Papua ini membutuhkan pemimpin nasional yang mengenal negeri ini, jadi bangsa ini tidak membutuhkan pemimpin yang selfie-selfie, ujar Yenu disambut riuh tepuk tangan massa yang memadati lapangan Borarsi.

Cawapres Sandiaga Uno saat berwudhu di Sumur Tua di Pulau Mansinam. Foto : ADL

Masih Imanuel Yenu, dikatakan bangsa ini terlalu menderita, terlalu miskin di atas kekayaannya sendiri. ”Maka saudara-saudara tentukan pilihan pada 17 April dengan mencoblos Prabowo dan Sandiaga Uno,” kata Yenu menyerukan.

Kader Partai Amanat Nasional, dr. Rosaline Rumaseuw Kader PAN yang juga caleg DPR RI Daerah Pemilihan Papua Barat mengatakan,  Sandiaga Uno berhasil menyatukan masyarakat yang ada di laut maupun darat

“Bicara Papua maka torang (kita, red) bicara orang-orang Papua. Papua, sekarang ini duduk masalah, bangun jadi masalah dan berdiri pun jadi masalah, maka butuh pemimpin seperti Prabowo dan Sandi agar menyelesaikan masalah,” kata dia.

Rosaline Rumaseuw menyampaikan jargon kampanye, harga sembako harus turun, harga tiket pesawat pun akan diturunkan. “Ini jika semua kompak memilih Prabowo dan Sandiaga sebagai Presiden dan Wakil Presiden,” ujarnya.

Ketua DPW PKS Provinsi Papua Barat, Mugiyono dan Ketua DPW PAN Provinsi Papua Barat, Rahmat Sinamur, juga menyampaikan orasi politik di kampanye Sandiaga Uno. Kampanye capres dan cawapres nomor urut 2, ini dibuka oleh Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Papua Barat, Mohamad Lakotani.

Sandiaga Uno sebelum memulai kampanyenya, ia terlebih dahulu melaksanakan kunjungan ke Pulau Mansinam—pulau peradaban orang (asli) Papua.

Sandiaga diarak menggunakan perahu oleh warga dari pelabuhan penyebrangan, Kwawi menuju ke pulau Mansinam. Di pulau—ia langsung disambut tarian adat masyarakat Doreri, serta ritual menginjakan kaki di kepala penyu dan Buaya yang di buat dari pasir.

“Saya yang akan menghadiri perayaan emas HUT Pekabaran Injil tahun depan jika Tuhan mengizinkan kami terpilih,” ujarnya saat itu.

Selain itu, saat berada di pulau Mansinam, Sandiaga sempat mengunjungi monumen pendaratan injil yang diantar oleh dua misionaris masing-masing Otto dan Geisler. Ia juga mengambil wudhu sekaligus minum air dari sumur tua—milik pendeta J. L van hasselt yang digali pada tahun 1872.

“Mansinam merupakan pulau peradaban orang papua, pertama kali injil menerangi orang papua itu sebabnya saya memilih ke pulau ini,” tutur Sandiaga Uno.

Selanjutnya, tanpa alas kaki alias nyeker, Sandiaga Uno berjalan menuju lokasi penanaman 2 pohon kelapa. Oleh Masyarakat adat mengizinkan Sandiaga Uno menanam satu pohon, serta satu pohon lainnya ditanam oleh Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani mewakili Prabowo Subiyanto.

“Pak sandi tanam kelapa di sini sebagai tanda bapak pernah menginjak kaki di pulau Mansinam, dua pohon ini kita kasi nama Kelapa Prabowo-Sandiaga,” ujar Petrus Rumfabe seorang tokoh adat masyarakat Doreri yang mendiami pulau Mansinam. (ADL)