MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Area Manager Communication, Relations dan CSR Pertamina Regional Papua Maluku, Edi Mangun menegaskan, PT Pertamina (Persero) hingga kini belum menaikkan harga BBM jenis pertalite.
“Berikutnya adalah isu pertalite akan dicabut (dari pasaran), itu tidak ada. Tidak benar. Makanya kami kaget. Dan isu yang luar biasa dan cukup membuat terganggu adalah, bahwa oknum-oknum tertentu hembuskan isu bahwa, stok BBM di depot-depot pengisian tidak ada,” ujarnya Edi Mangun.
Edi menyampaikan hal tersebut saat melakukan silaturahim bersama awak media di Manokwari, Sabtu (13/11/2021). Menyikapi pendistribusian BBM di sejumlah daerah di wilayah Papua dan Papua Barat yang terlihat tidak normal, Edi Mangun Kembali memastikan bahwa, BBM di wilayah Papua dan Papua Barat dalam kondisi aman alias tersedia.
“Di Sorong, baik pertamina maupun masyarakat terjebak dengan isu bahwa BBM kosong. Itu disengajakan oleh oknum tertentu. Sudah ada yang ditangkap. Ini tiga isu yang dihembuskan,” ujarnya.
Adanya persoalan dalam pendistribusian BBM di sejumlah depot-depot pengisian, menurut Edi Mangun, kondisi itu disebabkan oleh adanya normalisasi jadwal kapal tanker. Dan dampak dari normalisasi jadwal tersebut mulai dirasakan di wilayah timur Indonesia.
“Di Manokwari memang sempat terganggung, insha Allah Senin-selasa dan ke depannya sudah bisa normal. Kondisi ini akan terus terdorong ke wilayah timur dan tidak terlalu lama kondisi ini akan kembali normal. Mohon ini disampaikan kepada masyarakat,” ujarnya lagi.
Dalam kesempatan itu, Edi Mangun menekankan informasi soal kelangkaan BBM jika diterima mentah-mentah akan memicu situasi berlebihan.
“Masyaraka ketika mendengarkan langka, itu sangat bahaya sekali. Mereka akan menggunakan kendaraan bermotor membawa jerigen dan menuju ke SPBU. Situasi ini bisa memicu panic buying, ini yang harus kita hindari. Apa lagi dalam kondisi pandemi,” papar Edi Mangun.
Dalam memastikan pendistribusian BBM tepat sasaran, Pertamina terus berkoordinasi dengan aparat kepolisian termasuk menertibkan pengecer yang membeli BBM menggunakan jerigen. Edi berharap, pihak kepolisian bisa mengidentifikasi para oknum yang memainkan isu-isu soal BBM termasuk yang menyalahgunakan BBM bersubsidi.
“Di Sorong itu ketika dilakukan penertiban, antrean kendaraan itu beransur-angsur memulai normal kembali. Di Sorong itu eceran BBM dijual hingga menembus harga Rp50 ribu. Jangan sampai panic buying. Ini yang berkaitan dengan isu-isu yang dihembuskan,” pungkasnya. (PK-01)