Ilustrasi Kemerdekaan. Foto : Istimewa

MANIFESTASI KEMERDEKAAN HAKIKI

Diposting pada

JUMAT, 01 Safar 1445 H / 18 Agustus 2023 M

Sungguh suatu perjuangan yang luar biasa ketika nenek moyang kita berjuang serta berjihad melawan para penjajah. Teriakan takbir yang membahana berpadu dengan seruan: MERDEKA, menghiasi lorong-lorong sejarah bangsa ini.

Dengan pengorbanan harta benda bahkan jiwa dan raga para pahlawan bangsa serta para mujahid Nusantara bahu membahu dengan peluh bercampur darah merebut kemerdekaan negeri ini dari setiap penjajah yang dengan pongah mengangkangi hak kemerdekaan bangsa beriman ini.

Kita wajib beterima kasih dan mendoakan mereka semua, semoga Allah Subhanahu wata’ala menerima semua perjuangan dan pengorbanan mereka, Allahumma amiin.

Apa makna kemerdekaan yang sesungguhnya bagi seorang insan beriman?

Apakah merdeka berarti bebas melakukan segalanya, termasuk merdeka berbuat nista dalam dosa?!

Tidak, sekali-kali tidak!

Merdeka yang sesungguhnya adalah berarti merdeka dari penyembahan kepada selain Allah, dan dengan penuh ketundukan menyerahkan diri beribadah dan beribadah hanya kepada Allah Ta’ala. Hal demikian Allah tegaskan dalam firman-Nya:

Terjemahnya: Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah ayat 21).

Merdeka yang sejati adalah merdeka dari penjajahan hawa nafsu yang membelenggu, lalu menempa jiwa dalam ketaatan sepenuh hati.

Termasuk dalam hal ini adalah bahwa semua manusia harus memberikan kemerdekaannya untuk beribadah kepada Allah, tidak boleh ada yang menghalangi hamba Allah dari penyembahan kepada-Nya.

Risalah perjuangan Islam adalah: membebaskan manusia dari penjajahan kekufuran atas iman, memerdekakan manusia dari kezaliman menuju pada keadilan.

Inilah yang terpancar dari kata-kata yang gagah perwira yang dilontarkan seorang sahabat Nabi yang mulia Rib’iy bin ‘Amir Radhiyallahu ‘anhu kepada Rustum panglima Persia dalam perang Al Qadisiyah:

Allah telah mengutus kita untuk mengambil siapa yang Dia kehendaki dari penyembahan manusia kepada penyembahan kepada Allah, dan dari kesempitan dunia menjadi luasnya, dan dari penindasan agama kepada Allah.

Artinya: Allah telah mengutus kami untuk memerdekakan siapa saja yang dikehendakinya dari penghambaan kepada makhluk kepada penghambaan kepada Allah, dari sempitnya dunia kepada keluasannya, dan dari kezaliman agama-agama kepada keadilan Islam.

Inilah risalah kebingungan, inilah risalah kemerdekaan, dan inilah risalah kemanusiaan yang hakiki dan sejati.

Olehnya itu sebagai anak bangsa kita berkewajiban untuk menjaga kemerdekaan ini dengan seluruh jiwa raga, sebagai bukti keimanan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Kita tidak boleh rela memberikan warisan negeri para syuhada ini ke tangan-tangan durjana yang dengan hina menodainya dengan nista dosa dan kemaksiatan.

Kita tidak boleh ridha menyerahkan sejengkal tanah yang direbut dengan darah para syuhada ini ke tangan manusia-manusia yang tak pernah mengadahkannya kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Setiap jengkal bumi sejatinya adalah warisan Ilahi bagi hamba-hambaNya yang Sholeh, Allah Ta’ala berfirman:

Dan Kami menulis dalam Mazmur setelah Peringatan bahwa bumi akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.

Terjemahnya: Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Aż-Żikr (Lauḥ Maḥfūẓ), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang salih. (QS. Al-Anbiya’ ayat 105).

Sewajibnya kita memelihara kemerdekaan ini dengan segala usaha dalam rangka mengokohkan keimanan, menegakkan keadilan, dan menyebarkan kebaikan. Itulah semua syarat terwujudnya keamanan, kemakmuran dan kebahagiaan. Allah berfirman:

Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa Dia tidak akan menunjuk mereka di bumi sebagaimana Dia menunjuk pengganti yang menerima mereka, dan bahwa Dia pasti akan menegakkan bagi mereka agama yang telah Dia pilihkan untuk mereka, dan bahwa Dia akan pasti mengganti mereka dengan keamanan setelah ketakutan mereka Mereka menyembah Aku, tidak menyekutukan Aku, dan barang siapa yang kafir setelah itu, mereka adalah orang-orang yang melampaui batas.

Terjemahnya: Allah telah Menjanjikan kepada orang-orang yang beriman diantara kalian dan yang melakukan kejahatan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang beriman sebelum mereka berkuasa, sungguh Dia akan meneguhkan bagi agama mereka yang Telah Dia ridhai Bagi mereka, dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka merekalah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur ayat 55).

Iman dan taqwa adalah kunci keberkahan langit dan bumi, Allah berfirman:

Dan sekiranya penduduk kota beriman dan bertakwa kepada Allah, niscaya Kami akan menaklukkan mereka.Berkah dari langit dan bumi, tetapi begitu seterusnya Bawa, maka Dia merampas mereka dari apa yang biasa mereka usahakan.

Terjemahnya: Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A’raf ayat 96).

Semoga nilai kemerdekaan yang hakiki mampu kita perjuangkan di negeri kita yang tercinta ini, dan semoga Allah melindungi pembunuhan elemen bangsa dan menjaga kita semua dari marabahaya dan malapetaka, aamiin…

Saya mengatakan ini dan meminta pengampunan dari Tuhan untuk saya dan untuk Anda dan semua Muslim lainnya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Esensi kemerdekaan itu sejatinya terletak pada dua perkara:

Kesyukuran atas nikmat kemedekaan dari perangkap penjajah;

dipersoalkan kesyukuran itu dengan hadir dan berkonstribusi konkrit dan untuk kemaslahatan umat dan bangsa.

Kemudian dalam proses menjaga kemerdekaan dan keamanan negeri ini, seyogyanya setiap kita selalu memanjatkan doa-doa terbaik untuk negeri. Diantaranya ialah doa yang dipanjatkan oleh Khalilullah Ibrahim alaihissalam yang Allah abadikan dalam firmannya:

Dan ketika Abraham berkata kepada mereka, “Tuhanku, jadikan ini negara yang aman, dan beri penduduknya buah-buahan. Mereka yang percaya kepada Tuhan dan untuk hari terakhir ۖ

Terjemahnya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian (QS. Al Baqarah ayat 126 ).

Semoga Allah memberkahi negeri ini serta mencurahkan rahmat dan ‘inayahnya kepada kita semua, aamiin…

Sumber : Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar