Ketua PWI Papua Barat dan Ketua PWI Peduli bersama sejumlah pengurus dalam kesempatan penyerahan donasi smartphone. Foto : Dok. PWI Papua Barat Peduli

Peran Besar Pers sebagai pilar keempat demokrasi yang dilupakan Pemprov Papua Barat

Diposting pada

MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Dalam momentum peringatan Hari Pers Nasional (HPN) setiap tahunnya, Presiden RI selalu mengapresisasi peran pers sebagai pilar keempat demokrasi.

Khususnya dalam konteks pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif pada April 2024, Presiden Jokowi mengatakan, pers telah sukses mengawal gelaran demokrasi yang dikenal sebagai pemilihan umum terumit di dunia.

Ketua PWI Papua Barat Bustam, Kamis (2/5/2024) mengatakan, Pers dinilai berperan besar dalam mendorong partisipasi masyarakat dan menjaga kondisi bangsa dalam keadaan kondusif.

Peran pers dalam pemerintahan, juga dinilai sangat besar, baik dalam mewartakan agenda pemerintahan ataupun memberikan kritik kebijakan pemerintah. Karena itu, yang sadar akan peran pers, tak segan menghaturkan terima kasih kepada insan pers.

Di tengah pesatnya zaman dan penyebaran informasi yang tak terbatas, Negara sangat membutuhkan kehadiran pers dengan prespektif yang jernih dan turut berperan dalam melawan kekacauan informasi, hoax, ujaran kebencian yang mengancam kehidupan demokrasi.

Pers juga harus bisa menciptakan masyarakat yang sehat, dalam arti sehat dalam mencerna informasi.

“Oleh sebab itu ekosistem media harus tetap dilindungi dan diproteksi sehingga masyarakat mendapatkan konten berita yang baik,” kata Bustam dalam keterangan resminya.

Sayangnya, apresiasi itu tak berbanding lurus dengan kondisi pers (perusahaan media/organisasi pers)  di Provinsi Papua Barat. Pemerintah Papua Barat dinilai kurang mendukung kerja-kerja media, bahkan organisasi pers yang berada di Papua Barat.

Padahal, kata Bustam, pers memiliki tanggung jawab yang sangat besar sebagai agen perubahan. Pers juga menentukan kemana sebuah peradaban akan di bawa. Karena itu peran pers dalam membawa informasi yang baik harus terus dijaga.

“Sayangnya kami masih dilihat sebelah mata oleh para pengambil kebijakan. Kerja sama media saja tidak ada. Padahal kami memiliki tanggung jawab untuk ikut menjaga proses demokrasi tetap berjalan sehat,” tukasnya. (*/PK-01)