pelrPEGAF, PAPUAKITA.com—Ketua Umum Gereja Persekutuan Kristen Alkibat Indonesia (GPKAI), Pdt. Pilipus Manggaprou mengajak jemaat GPKAI Lahairoi Bryebuisi menjadi ‘cahaya gereja’ yang menerangi kehidupan.
“Gereka secara fisik berubah, tetapi sesungguhnya gereja itu adalah tubuh kita yang harus terus dibangun supaya kita bisa masuk surga dengan gereja (tubuh) kita ini. Fisik itu akan tinggal didunia,” ucapnya saat memberikan sambutan di sela acara pengresmian gedung GPKAI Laharoi Bryebuisi, Senin (17/2/2025).
Fisik gereja yang representatif, lanjutnya, harus diisi oleh jemaat yang terus aktif beribadah.
“Gereja sudah dibangun. Mari, datang pada hari-hari ibadah, gereja ini untuk kita, datang dalam kehidupan ini, ada berkat, ada doa, ada firman. Tuhan ada disini supaya kita hidup lebih baik lagi. Jangan kita bangun gereja, tetapi bangkunya lebih banyak dari manusianya,” pesan Pdt. Pilipus Manggaprou
Gereja, kata Pdt. Pilipus Manggaprouw, juga berfungsi sebagai tempat untuk mencari solusi atas sebuah masalah atau tempat untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai.
“Kalau masuk di gereja pasti damai. Damai itu masalah bisa diselesaikan. Jangan kita jauh dari gereja, harus dekat dengan gereja supaya Tuhan selalu jaga supaya hidup dalam damai sejahtera dan memuliakan Tuhan,” tuturnya.
Jaga persatuan dan kesatuan
Bupati Yosias Saroy dalam sambutannya mengajak, jemaat GPKAI, untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Hilangkan saling curiga dan hal-hal yang tidak baik yang justru menjauhkan jemaat dengan gereja.
“Gereja ini sudah selesai, mari kita datang ibadah. Jangan kebiasaan saling baku takut, takut suanggi atau penunggu. Itu semua tidak ada. Mari, jemaat juga harus ikut mendukung Majelis Daerah dan Majelis Umum,” ajak Yosias Saroy.
Dalam kesempatan yang sama, Yosias Saroy, juga memohon maaf atas segala kekurangan yang ada selama 10 tahun memimpin kabupaten Pegunungan Arfak.
“Sebagai manusia biasa, saya juga meminta maaf mungkin tidak banyak yang bisa saya bantu dan berikan. Saya minta maaf kepada keluarga besar yang ada di Mainda, Smanggei, juga di gereja. Saya pamit, kita berpisah dari sisi pemerintahan saja, teapi kekeluargaan tetap ada selamanya,” kata Yosias.
Senada dengan Bupati Yosias, Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor dalam sambutannya, juga mengajak warga jemaat Laharoi Bryebuisi memakmurkan gereja dengan tekun dan hadir dalam setiap ibadah.
“Mari, kita tinggalkan kebiasaan-kebiasaan yang justru menghabat kita untuk maju. Kita harus tinggalkan hal-hal baik untuk generasi berikutnya. Generasi berikut itu, mereka akan hidup di situasi dan kondisi yang berbeda,” ungkap Owor sapaan akrab Orgenes Wonggor.
Perkembangan tekonologi dan informasi
Dalam kesempatan yang sama, Owor mengingatkan, perlunya menyikapi secara bijak kemajuan dan perkembangan teknologi dan informasi oleh warga jemaat. Demi menjaga dan melestarikan nilai-nilai ibadah dan kebudayaan yang baik.
“Perkembangan yang ada, jangan sampai membuat kita semakin jauh dari gereja. Rangkul generasi muda dan ajak untuk beribadah. Pembangunan gereja Laharoi Bryebuisi ini menunjukkan persatuan warga jemaat yang kuat,” tutur Owor.
Owor juga mengingatkan, generasi muda Arfak sebagai pewaris estafet kepemimpinan harus menyiapkan diri. Untuk itu, harus terus mengasah kemampuan dan potensi diri.
“Isu stunting ini menjadi nasional termasuk kita di Pegaf. Mari, kita juga perhatian kebutuhan makanan anak-anak apakah sudah memenuhi kebutuhan gizi yang . Generasi mudah jauhi miras dan rokok, dan pergaulan bebas,” tandasnya.