MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Petani di Distrik Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni menyampaikan asprasi kepada Anggota DPR Papua Barat (DPRPB) Asri, untuk mendukung eksistensi mereka dibidang pertanian.
Aspirasi masyarakat petani ini, mengharapkan DPRPB dan Pemerintah Daerah memfasilitasi penjualan hasil pertanian ke Perusahaan LNG Tangguh. Selain itu, dukungan mekanisasi pertanian guna meningkatkan produktivitas.
Kader PPP itu, menerima aspirasi dalam kesempatan kegiatan reses II tahun 2025, anggota DPRPB. Kegiatan reses ini, terjadwal 28 Mei hingga 6 Juni 2025.
Asri sendiri adalah anggota DPRPB yang terpilih pada Pileg 2024 lalu, dari dapil 3 (Teluk Bintuni). Dalam kesempatan reses kali ini turut dihadiri anggota DPRK Teluk Bintuni, Wagiman.
Masyarakat petani di distrik Bintuni, juga menyuarakan aspirasi terkait perlu adanya pendampingan agar bisa mendapatkan kepastian harga jual produk pertanian, seperti beras.
Program ketahanan pangan yang digaungkan pemerintah pusat pun mendapat sorotan para petani.
Dukungan pemerintah dalam hal lahan pertanian yang bisa digarap, serta fasilitas penunjang berupa alat-alat pertanian modern, seperti tractor dan mesin tanam, serta mesin pengering padi, serta mesin penggiling padi.
Adalah langkah konkret mewujudkan program swasembada pangan di kabupaten Teluk Bintuni. Tanpa adanya dukungan tersebut, program ini hanya berada pada tataran wacana saja.
Petani juga mengeluhkan, hasil produksi sayur mayur mereka tidak bisa terjual maksimal dikarenakan terkendala pemasaran.
Untuk itu, mereka meminta DPR Papua Barat dan pemerintah daerah bisa menfasilitasi penjualan ke Perusahaan LNG Tangguh. Selain sayur mayur, petani juga meminta dukungan pemerintah daerah dalam menampung dan membeli hasil produksi beras lokal.
“Selama ini khususnya SP 5, diprioritaskan sayur mayur. Namun ini di SP 5 masalahnya sangat sulit, kami minta untuk diberikan solusi agar dapat menyelesaikan masalah pemasaran, mungkin dari pemerintah dan dewan bisa memberikan solusi bagaimana sayur – sayur bisa ditampung dilempar (dijual) ke LNG,” ujar perwakilan petani Darussalam.
Darussalam mengaku, tanah di SP 5 masih cukup subur dan cukup ketersediaan bibit. Ia juga mengaku, petani di daerahnya sulit bersaing dengan petani di Manokwari.
“Kalau mau lempar ke Manokwari tidak akan laku terjual dan malah akan terbuang. Ini sekiranya ada solusi,” tutupnya.
Mendengarkan aspirasi petani soal intervensi DPRPB dan pemda dalam hal distribusi hasil pertanian ke LNG Tangguh, Asri mengaku, telah mendengar informasi bahwa kebutuhan itu disuplai dari luar Teluk Bintuni.
“Info yang kita dapatkan mereka mengambil bahan makanan dari Manokwari, dan dari luar. Hal ini yang membuat petani dan nelayan kita teriak– teriak,” ujarnya.
Asri menegaskan, pemerintah seharusnya membentuk suatu produk aturan yang menegaskan untuk pengambilan bahan makanan dari Bintuni, sehingga dapat melindungi petani dan nelayan lokal.
Politisi PPP ini, mengatakan, masalah tersebut bisa dicarikan solusinya mengingat ada program pemerintah yakni, koperasi merah putih.
“Ada konsep yang seperti ini sehingga hal yang tadi bisa berjalan dari hulu ke hilir, mudah-mudahan dengan adanya koperasi ini bisa jadi bagian yang bisa menjawab tanggungjawab pemerintah,” katan Asri sembari mengatakan hadirnya koperasi merah putih harus bisa menjadi solusi dalam perbaikan nasib petani Bintuni.