Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor bersama Ketua Komisi III Nakeus Muid saat melihat ruangan klinik di Lapas Klas IIB Manokwari
Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor bersama Ketua Komisi III Nakeus Muid saat melihat ruangan klinik di Lapas Klas IIB Manokwari. Foto : Dok. PAPUAKITA.com

Berkunjung ke Lapas Manokwari, Owor: Over kapasitas dan air bersih hingga layanan kesehatan bermasalah

Diposting pada

MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Manokwari, Ketua DPR Papua Barat (DPRPB) Orgenes Wonggor terima masalah over kapasitas, air bersih hingga layanan kesehatan yang minim fasilitas.

“Kita di luar ini, berpikir kalau kondisi dan keadaan di lapas Manokwari ini baik-baik saja, tidak ada masalah. Berbeda setelah kita bisa datang lihat secara dekat dan langsung kondisi yang ada ternyata banyak masalah,” kata Owor sapaan akrab Orgenes Wonggor di sela kunjugannya ke Lapas, Senin (16/6/2025).

Kondisi bangunan lapas Manokwari ini, sudah ada sejak zaman Belanda. Hingga kini, masih aktif digunakan dengan kondisi over kapasitas mencapai 500 orang padahal daya tampung hanya 150 orang.

“Coba bayangkan dengan kapasitas 150 orang, yang dibinda di sini 500 orang. Pemerintah Provinsi Papua Barat perlu melihat kondisi ini. Apa yang menjadi tanggung jawab provinsi,” ujarnya.

Owor menegaskan sebegai ketua DPR Papua Barat, dirinya akan menyuarakan kondisi yang ada di lapas Manokwari.

“Hari ini, saya bersama ketua komisi III sudah melihat. Kita akan mendorong ini ke pemerintah provinsi segera dilaksanakan,” ungkapnya.

Bukan saja masalah over kapasitas, warga binaan Lapas Manokwari sampai saat ini masih berkutat dengan masalah air bersih.

“Air bersih ini kebutuhan dasar. Warga binaan semestinya mendapatkan layanan secara baik, kadang air tidak mengalir. Bagaimana kebutuhan MCK warga binaan. Ini masalah yang harus segara ditangani,” ujar Owor.

Dalam kunjungan ini, Owor juga menerima keluhan warga binaan soal layanan kesehatan yang diterima dengan minimnya sarana dan prasarana, obat-obatan, hingga tenaga medis.

Misalnya, klinik kesehatan lapas itu hanya memiliki 2 unit tempat tidur.  Bandingkan saja dengan 500 penghuni. Kalau yang sakit itu lebih dari dua orang, tentu yang lainnya tidak mendapatkan tempat.

“Provinsi ini ada di Manokwari, perlu segera ikut melihat masalah ini. Kita minta pemerintah provinsi juga bisa melihat masalah yang ada. Ini kebutuhan dasar ini,” pungkasnya.