TIGA WASIAT BAGINDA RASUL

Diposting pada

JUMAT, 18 Rabiulakhir 1447 H / 10 Oktober 2025 M
Oleh Dr. Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Segala puji hanya untuk Allah Ta’ala yang telah mengutus kekasihNya, Rasulullah Muhammad ﷺ yang hingga akhir hayatnya terus berjuang menuntun umatnya agar selamat di dunia dan akhirat, yang bahkan saat meninggalkan kehidupan dunia ini, beliau ﷺ tidak lupa meninggalkan warisan ilmu al-Qur’an dan al-Sunnah, agar menjadi panduan abadi bagi kita yang hidup sepeninggal beliau, agar bahagia dan sukses sejak di dunia ini hingga ke akhirat kelak.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Di antara begitu banyak pesan penting yang ditinggalkan untuk Rasulullah ﷺ untuk kita, ada sebuah hadits yang kalimat-kalimatnya singkat, tapi dalam untaian kalimat yang singkat itu, Baginda Rasulullah ﷺ telah merangkumkan 3 rahasia penting kebahagiaan dan kesuksesan kita di dunia ini hingga ke akhirat yang abadi kelak.

Hadits itu adalah sebuah pesan yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Dzar al-Ghifary dan Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dimana Rasulullah ﷺ berpesan:

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Artinya: “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan dosa dengan kebaikan yang (dapat) menghapusnya, serta perlakukanlah sesama manusia dengan akhlak yang baik.”  (HR. al-Tirmidzi, dan ia mengatakan: ‘(Ini adalah) hadits yang hasan’.)

Kaum muslimin yang berbahagia!

Melalui hadits singkat ini, setidaknya Rasulullah ﷺ menyampaikan 3 rahasia kebahagiaan dan kesuksesan penting untuk kita semua:

Yang pertama adalah menghadirkan ketakwaan dan rasa takut kepada Allah dimanapun kita berada:

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ

“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada…”

Mungkin ini kelihatan klise bagi sebagian orang. Mungkin bagi mereka yang pemikirannya sudah terlalu banyak dicekoki oleh ide-ide pengembangan diri yang materialistis dan kapitalistik: sulit memahami apa hubungan kebahagiaan dan kesuksesan dengan ketakwaan dan rasa takut pada Allah Azza wa Jalla?

Tapi mari kita coba memahaminya secara singkat, jamaah sekalian…

Ketakwaan pada Allah Ta’ala adalah sebuah kesadaran yang menguasai jiwa dan hati kita bahwa kita dengan semua aktifitas yang kita lakukan sepenuhnya selalu dalam pengawasan Allah Azza wa Jalla.

Takwa pada Allah Ta’ala adalah sebuah kesadaran tak henti-henti dalam diri, bahwa tidak ada ruang dan waktu bagi kita di bagian manapun di alam semesta ini dimana kita bisa menyembunyikan sesuatu dari Allah Ta’ala. Semuanya terpantau, semuanya terlihat, semuanya terdengarkan, semuanya terawasi secara penuh dan sempurna oleh Allah Azza wa Jalla.

Takwa kepada Allah Ta’ala adalah sebuah keyakinan dalam jiwa, bahwa tidak ada satupun perbuatan dan perkataan yang lahir dari diri ini, kecuali semuanya akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah Ta’ala pada Hari Akhir nanti.

Maka dengan semua kesadaran itu, jamaah sekalian, seorang muslim seharusnya selalu berusaha memastikan bahwa setiap aktifitasnya tanpa kecuali adalah aktifitas yang diridhai oleh Allah Ta’ala. Setiap perbuatan dan perkataannya adalah perbuatan dan perkataan yang dapat ia pertanggungjawabkan di Hari Akhir nanti.

Maka bagi seorang muslim, sama saja apakah ia berada di dalam mesjid seperti ini, atau berada di dalam ruangan kantornya; ia akan tetap sadar Allah pasti mengawasinya tanpa henti. Di mesjid ia beribadah kepada Allah Ta’ala, dan di ruang kantornya ia menahan dirinya untuk tidak melakukan dosa atau maksiat kepada Allah!

Dia tidak mungkin shalat di mesjid, tapi di luar mesjid ia menerjang semua larangan Allah: melakukan perzinahan, terlibat korupsi, atau merampas hak orang lain! Kenapa? Karena ketakwaan dan rasa takutnya pada Allah Ta’ala selalu membantunya untuk mengendalikan diri agar tidak terjerumus dalam kehidupan yang nista.

Dan itulah hidup yang membahagiakan!  Itulah kesuksesan yang sesungguhnya!

Yaitu ketika kita hidup sebagai manusia terhormat, sebagai seorang hamba yang menjaga diri dari apapun yang diharamkan Allah Ta’ala. Hidup sebagai hamba yang merdeka dari penjajahan hawa nafsu yang selalu menghancurkan kebahagiaan dan menggagalkan kesuksesan kita.

Secara terperinci, kesuksesan hamba yang bertakwa itu diuraikan dalam Firman Allah Ta’ala dalam Surah al-Thalaq ayat 2 dan 3:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Artinya: “Dan siapa saja yang bertakwa kepada Allah, (Allah) akan berikan untuknya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tidak ia sangka-sangka. Dan siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia (Allah) akan mencukupinya…”

Kemudian pesan kedua yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ adalah:

وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا

“…dan ikutilah perbuatan dosa dengan kebaikan yang (dapat) menghapusnya…”

Kenyataannya-jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah-bahwa sekeras apapun usaha kita untuk menjaga diri agar tidak jatuh dalam dosa dan tidak terjerembab dalam maksiat; namun selalu tidak mudah untuk itu.

Faktanya, pasti ada saja ketergelinciran-ketergelinciran diri dalam dosa meski kita telah berusaha keras menjauhinya. Tidak ada satu pun dari kita di sini yang bisa mengklaim bahwa ia benar-benar bersih dari dosa dan maksiat, sehebat apapun ibadah dan amal shalih yang telah ia lakukan!

Kenapa? Karena Rasulullah ﷺ telah menegaskan fakta itu dengan mengatakan:

كُلُّ ابْنِ آدمَ خَطَّاءٌ ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ

Artinya: “Setiap anak (keturunan) Adam itu suka melakukan kesalahan, namun sebaik-baik orang yang suka melakukan kesalahan adalah (mereka) yang juga suka bertaubat.”  (HR. al-Tirmidzi dan Ahmad).

Maka terjatuh dalam dosa, tergelincir dalam maksiat, itu memang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kita manusia. Tetapi ketakwaan dan rasa takut kepada Allah akan selalu mendorong kita untuk bertaubat dan memohon ampun atas ketergelinciran itu. Karena seorang manusia yang sukses adalah manusia yang tidak akan membiarkan dirinya terus tenggelam dalam kesalahan dan kekeliruan. Manusia yang sukses adalah manusia yang selalu belajar dari kesalahannya, dan berusaha memperbaikinya.

Karena itu, di dalam pesan yang kedua ini, Rasulullah ﷺ menegaskan rahasia sukses dan bahagia itu dengan mengatakan:

وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا

“…dan ikutilah perbuatan dosa dengan kebaikan yang (dapat) menghapusnya…”

Jangan biarkan diri ini terus tenggelam dalam lumpur dosa dan maksiat. Segera tinggalkan dan bertaubat, lalu perbaiki dengan cara melakukan kebaikan dan amal shaleh yang kelak dapat menghapus catatan hitam dosa itu.

Jangan biarkan diri terlibat dalam transaksi haram dan korupsi. Segera tinggalkan dan bertaubat, lalu guyur dengan memperbanyak amal shalih yang dapat menghapuskannya.

Jangan biarkan diri terus tenggelam dalam zina apapun bentuknya. Segera tinggalkan dan bertaubat, lalu perbanyak ibadah dan amal shalih di sisa-sisa umur ini agar catatan kelam itu diampuni Allah Ta’ala.

Seperti itulah jalan hidup seorang hamba yang akan bahagia dan sukses dunia hingga Akhirat.

Lalu pesan ketiga dan terakhir yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ adalah:

وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“…serta perlakukanlah sesama manusia dengan akhlak yang baik.”

Kesuksesan dan kebahagiaan kita tidak sekadar ditentukan oleh seperti apa hubungan kita dengan Allah Ta’ala, tapi juga ditentukan oleh seperti apa model interaksi kita dengan sesama manusia ciptaan Allah.

Kesuksesan dan kebahagiaan seorang mukmin ditentukan dengan perpaduan yang seimbang antara menunaikan kewajiban pada Allah dengan membangun interaksi yang baik dengan sesama manusia. Karena itu, akhlak yang baik, akhlak yang indah memiliki nilai timbang yang sangat dahsyat di Akhirat nanti.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ

Artinya: “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal) seorang mukmin di Hari Kiamat melebihi akhlak yang baik.”  (HR.al-Tirmidzi).

Maka selain memperbaiki shalat kita, selain menjaga diri dari dosa dan maksiat, jangan lupa untuk memperbaiki akhlak kita dalam berinteraksi dengan sesama manusia.

Perbaiki akhlak kita dalam berinteraksi dengan istri dan anak-anak kita. Jangan sampai shalat kita luar biasa indahnya, pakaian kita luar biasa islaminya, tapi perlakuan kita kepada istri dan anak-anak ala Jahiliyah.

Perbaiki akhlak kita dalam bergaul dengan tetangga, dengan sesama saudara muslim meskipun mungkin kita berbeda lembaga atau organisasi.

Perbaiki akhlak kita sebagai atasan saat berinteraksi dengan bawahan, begitu pula sebaliknya.

Kenapa? Karena bagi kita akhlak yang baik kepada sesama manusia itu bukan sekadar pencitraan. Tapi itu adalah jalan kita untuk selamat dan bahagia di dunia dan kelak di Akhirat nanti. Motivasi utama kita memperbaiki akhlak interaksi kita bukan untuk mendapat apresiasi manusia, tapi agar saat kita dihisab, saat amal kita ditimbang, di sana ada amalan bernama “akhlak yang baik”, yang akan memperberat timbangan amal kita.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Hari-hari ini, kita tidak boleh lupa, kita tidak boleh abai, bahwa saudara-saudara kita di Gaza, di bumi Palestina, masih terus terkurung dalam kekejian penjajah Zionis Yahudi. Hari ini sudah lebih dari 700 hari, mereka terus bertahan demi menunaikan kewajiban suci kita kaum muslimin, mempertahankan bumi al-Aqsha, mempertahankan Masjidil Aqsha.

Jangan pernah kendorkan doa-doa kita untuk kemenangan mereka.

Jangan pernah kendorkan usaha-usaha kita-meski kecil dan sederhana-untuk mendukung perjuangan dan jihad mereka di bumi Palestina.

Jangan pernah kendor melangitkan doa hanya kepada Allah Azza wa Jalla untuk kehancuran penjajah Zionis dengan semua negara dan pihak yang mendukung kezaliman dan kejahatan mereka.

Semoga dengan itu, ada juga sedikit catatan amal shalih bernama “jihad” dalam lembaran amal kita di sisi Allah Azza wa Jalla.

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.