Suasana penyaluran bantuan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah minggu di wilayah MD GPKAI Minyabouw
Suasana penyaluran bantuan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah minggu di wilayah MD GPKAI Minyabouw. Foto : Razid Fatahuddin/PAPUAKITA.com

Owor ajak gerja ikut berperan aktif dalam pemenuhan gizi bagi anak-anak di Pegunungan Arfak

Diposting pada

PEGUNUNGAN ARFAK, PAPUAKITA.com—Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor yang akrab disapa Owor, mengajak gereja berperan aktif dalam pemenuhan gizi bagi anak-anak di Kabupaten Pegunungan Arfak.

Ajakan itu, Owor sampaikan saat memantau penyaluran makanan bergizi kepada pengurus Sekolah Minggu di 10 jemaat yang berada di wilayah kerja Majelis Daerah (MD) GPKAI Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak.

“Pelibatan pengasuh atau pengurus sekolah minggu dalam mengelola makanan bergizi adalah langkah yang tepat. Ini menunjukkan peran aktif gereja, aktivitas ini harus terus dijaga. Saya juga berharap, pemerintah daerah kabupaten Pegaf ikut mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini. Gereja dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pencegahan stunting,” ungkap Owor, Rabu (20/8/2025).

Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor yang disapa Owor pose bersama anak-anak sekolah minggu dari 10 jemaat di MD GPKAI Minyambouw
Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor yang disapa Owor pose bersama anak-anak sekolah minggu dari 10 jemaat di MD GPKAI Minyambouw. Foto : Razid Fatahuddin/PAPUAKITA.com

Stunting dan kemiskinan ekstrem, menurut Kader Golkar ini, telah menjadi isu nasional. Di Papua Barat, Kabupaten Pegunungan Arfak menempati urutan pertama kasus stunting.

“Melalui kegiatan sekolah minggu, setiap anak di masing-masing jemaat diberikan makanan bergizi. Kita juga harus memanfaatkan potensi pangan lokal yang ada di sekitar kita. Misalnya,  keladi, kasbi, kacang tanah, sayuran, daging hewan ternak. Ini wajib diberikan kepada anak-anak, tidak boleh bergantung sepenuhnya sama nasi saja. Ini penting juga bagi kesehatan,” ujarnya.

Kekurangan gizi, lanjut Owir, akan menghambat pertumbuhan dan kesehatan anak. Jika kondisi ini berlangsung lama dan kurang atau bahkan tidak mendapatkan penanganan yang serius, maka hal ini merupakan investasi masalah bagi daerah termasuk di kabupaten Pegunungan Arfak.

“Kita harus manfaatkan potensi pangan berbahan lokal yang ada di sekitar kita. Ini sejalan dengan kebijakan diversifikasi pangan. Kebijakan ini untuk mendukung pangan yang lebih beragam, berkelanjutan dan kaya gizi. Masyarakat melalui gereja sudah berperan aktif, pemerintah harus ikut mendukung langkah ini,” ucapnya.

Ingatkan kolaborasi dan sinergi

Owor menegaskan, bantuan makanan bergizi yang disalurkan ini hanya sebagai pemantik. Untuk memastikan pemenuhan gizi, harus ada kolaborasi dan sinergi serta dukungan yang memadai dari setiap stakeholder yang ada di kabupaten Pegunungan Arfak.

“Gereja tidak bisa bekerja sendiri, demikian juga dengan pemerintah daerah. Melalui peran aktif gereja, pemerintah daerah bisa memaksimalkan upaya penanganan stunting di Pegunungan Arfak. Peran orang tua juga menjadi kunci dalam menjamin kebutuhan gizi anak. Semua bertangung jawab untuk menghasilkan generasi Pegunungan Arfak yang sehat dan kuat,” tutur Owor.

Kegiatan penyaluran makanan bergizi, tambah Owor, adalah bentuk komitmen dalam memastikan masa depan anak-anak Pegunungan Arfak yang akan menjadi pewaris tongkat estafet kepemimpinan. Juga menyiapkan generasi yang berdaya saing dan berdaya guna.

“Apa yang kita lakukan hari ini, ini adalah langkah maju. Kita sudah berpikir untuk generasi yang akan menggantikan keberadaan kita di masa depan. Generasi Arfak ini mau jadi apa dan mau ke mana ke depannya? Harus jadi generasi pintar dan sehat yang berguna bagi bangsa dan negara. Terutama berguna bagi kita punya gereja, kita punya masyarakat Moile, Hatam, Sough, Meyah,” tutup Owor.