KAIMANA, PAPUAKITA.com—Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kaimana Matias Mairuma menegaskan, ia bersama kader (Ketua dan Anggota) asal PDI Perjuangan di DPRD kabupaten Kaimana, telah membuat laporan polisi terkait pembocoran hasil seleksi CPNS yang disampaikan melalui media sosial Facebook.
“Kami lagi proses orang yang lagi kasih keluar di media sosial. Saya dengan ketua DPRD, degan pak Tofiq dengan pak Charlli pergi laporkan di Polres” kata Mathias Mairuma di hadapan simpatisan dan massa pendukung Pasangan Rita Teurupun-Leonard Syakema dalam orasi terbatas yang berlangsung di jalan Casuarina, Krooy, Kamis (22/10/2020).
Dia mengatakan, bahwa Hasil CPNS formasi 2018 merupakan rahasia negara. Sehingga oknum yang membocorkan harus menanggung dampak hukum yang timbul dari perbuatannya itu.
“Mudah-mudahan ada pegawai saya yang bocorkan, karena ada pesanan dari orang lain. Jangan sampai ada titipan dari orang lain yang punya kepentingan ini, kita kejar,” ujar dia.
Di depan massa pendukung pasangan RISMA (Rita-Leonard), Mathias kembali menjelaskan, hasil telah berada di tangannya. Namun hasil yang dikeluarkan oleh panitia pusat adalah sistem CAT, itu hasilnya hanya 20 persen anak asli Papua yang dinyatakan lulus.
“Hasil sudah ada di saya 1 tahun lalu, itu betul tidak salah. Saya sedih lihat hasil itu, untuk apa saya jadi bupati supaya saya bisa bantu adik-adik, basudara di kampung Miere dan Napite,” ucapnya.
“Kalau saya tempel, anak-anak (asli) Papua yang lulus hanya 20 persen saja. Kalau pakai sistem itu, Miere tidak bisa masuk, dong (mereka, red) ada di negara mana? Makanya saya tahan barang itu tidak mau umumkan tetapi perjuangankan itu supaya prosentasi jelas, 80 :20. Di indonesia yang tidak bisa diubah itu alquran dan alkitab,” tegasnya.
Mathias Mairuma menambahkan, soal hasil seleksi CPNS, dirinya masih menunggu aturan yang dibuat, dengan harapan aturan itu bisa membatalkan hasil yang ada.
“Di ubah dan saya amini. Saya percaya 80 persen itu anak-anak asli Papua, itu misi kami,” pungkasnya. (PKT-02/ARF)