ilustrasi sistem belajar daring. Foto : urbanasia.com

Orang Tua Mulai Jenuh dan Keluhkan Sistem Belajar Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Diposting pada

MANOKWARI, PAPUAKITA.comSistem pembelajaran dalam jaringan (Daring) diterapkan hampir di semua sekolah, kecuali sekolah yang tidak memiliki fasilitas internet termasuk bagi siswa yang memang sangat terbatas sehingga tidak bisa mengakses sistem belajar berbasis internet itu.

Sudah lebih dari 1 semester para murid di hampir semua strata tidak bisa bersekolah dan belajar seperti dalam kondisi normal akibat adanya pandemi Covid-19. Bukan hanya para murid yang mulai jenuh dengan konsep belajar seperti itu. Orang tua pun ikut jenuh, khususnya emak-emak. Mereka juga mengeluh soal biaya yang harus dikeluarkan.

“Semoga tahun depan Covid-19 segera berlalu, kasihan anak-anak bosan belajar seperti ini menggunakan sistem daring. Tidak efektif, anak-anak ketinggalan pelajaran. Semoga segera berlalu. Aamiin,” tutur salah seorang ibu, Nur Hikmah kepada papuakita.com, Senin (30/11/2020).

Keluhan serupa juga diutarakan Ratri. Ibu dua anak ini mengaku, harus merogoh kocek yang cukup banyak untuk membeli paket data untuk menunjang keigiatan belajar daring anaknya.

“Tidak efektif, boros. Karena selain bayar uang sekolah juga harus beli paket data. Itu menjadi tambahan pengeluaran,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Neles Dowansiba mengatakan, evaluasi sementara sitem pembelajaran di tengah Covid-19, menunjukkan tingkat pengeluaran sekolah cukup besar.

Artinya, bukan saja orang tua yang harus mengeluarkan biaya tambaha. Tetapi sekolah dan guru pun harus rela untuk biaya tersebut.

“Pembelajaran di tengah Covid-19 ini menelan biaya lebih besar. Pengeluaran sekolah lebih besar untuk beli kertas dan bahan lainnya. Tetapi lewat upaya guru-guru di sekolah, proses belajar mengajar bisa berjalan,” kata Neles. (ARF)