Pemuda Kampung Makassar saat mengikuti arahan soal bagaimana cara menangani limbah yang dihasilkan pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Foto : Rosmawati

Pemuda Kampung Makassar Diedukasi Cara Penanganan Limbah Pasien Covid-19

Diposting pada

MANOKWARI, PAPUAKITA.comUpaya menekan penularan dan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), khususnya melalui sampah-sampah sisa pasien positif covid yang menjalani isolasi mandiri di rumah-rumah.

WargaKelurahan Wosi, khususnya ‘Kampung Makassar’ memberdayakan tenaga pemuda. Para pemuda yang diamanahkan tugas kebersihan, dilatih cara bagaimana menangani sampah yang diangkut dari rumah pasien covid alias limbah pasien Covid-19.

“Karena belum ada tim khusus yang menangani limbah Covid-19. Untuk di are tempat tinggal kami, kami memanfaatkan tenaga pemuda kampung. Kami latih mereka supaya bisa mengambil limbah-limbah dari rumah pasien yang ada dengan tetap aman. Tentunya mereka dibekali dengan APD standar,” kata Rosmawati salah seorang pemerhati lingkungan baru-baru ini.

Awal mulai pemuda kampung dilibatkan, lanjut Rosmawati, warga kampung Makassar sudah menginisasi soal bagaimana penanganan Covid-19 supaya tidak merebak. Salah satunya, adalah soal limbah dari pasien positif yang melakukan isolasi mandiri di rumah.

“Awal covid booming di Manokwari, kita sudah pikirkan akan hal-hal yang harus dilakukan. Kita berbicara di lingkup kecil, kampung. Itulah sampai program kampung siaga ini duluan kami yang cetuskan di kampung Makassar,” jelas.

Rosmawati menekankan, pelatihan tidak saja difokuskan kepada para pemuda soal penanganan limbah. Akan tetapi, sosialsiasi dan edukasi kepada warga kampung tentang apa yang harus dilakukan ketika ada warga yang positif terpapar Covid-19 terus dilakukan.

“Alhamdulillah…, setelah diedukasi soal stigma, dan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan sampai penanganan limbah pun sudah disampaikan. Dengan adanya kemandirian pada masyarakat, tentu ini akan sangat membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19. Masyarakat sudah dapat mengambil langkah-langkah secara mandiri,” tuturnya.

Rosmawati berharap, kemandirian yang telah dibangun oleh masyarakat kampung Makassar, bahkan kampung-kampung lain yang juga telah melakukan hal serupa, harusnya ditopang oleh pemerintah.

“Masyarakat kalau sudah bisa diedukasi dan dirangkul membangun kebersamaan ini, jiwa korsanya sudah keluar. Itu harus ditopang oleh pemerintah,” pungkasnya. (ARF)