KAIMANA, PAPUAKITA.com—Kampung Namatotam, Distrik Kaimana, masuk dalam daftar 50 kampung/desa wisata terbaik, berdasarkan penilaian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI).
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hariyanto beserta tim juri Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 melakukan kunjungan ke kampung Namatota, Jumat (13/9/2024).
Kunjungan ini merupakan bagian dari proses visitasi dan penilaian lapangan setelah Kampung Namatota berhasil masuk dalam daftar 50 Desa Wisata Terbaik dalam program ADWI 2024.
Adapun tema ADWI tahun ini adalah “Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia”.
Hariyanto memberikan apresiasi atas capaian kampung Namatota di ajang ADWI 2024. Ia mendorong masyarakat untuk terus mempersiapkan diri menyambut penganugerahan ADWI yang akan berlangsung di Jakarta pada pekan ketiga Oktober.
“Mudah-mudahan ajang ini dapat menjadi stimulan untuk menumbuhkan semangat masyarakat kampung Namatota agar pariwisata bisa menjadi pilar ekonomi yang tetap menjaga kelestarian lingkungan,” ungkap Hariyanto.
Daya Tarik Wisata Kampung Namatota
Desa Wisata kampung Namatota menawarkan daya tarik berbasis alam yang merefleksikan kehidupan masyarakat nelayan. Salah satu paket wisata unggulan adalah konservasi bawah air melalui transplantasi karang.
Menurut Zainudin Kastela, anggota Pokdarwis Babanus Desa Wisata Kampung Namatota, penilaian ADWI 2024 didasarkan pada lima kategori, yaitu daya tarik wisata, amenitas, digitalisasi, kelembagaan dan SDM, serta resiliensi.
Kepala Kampung Nanatota, Bakri Ombaier juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung persiapan dalam mendukung Kampung Namatota mengikuti penilaian ADWI 2024.
Hariyanto berpesan agar semangat masyarakat terus terjaga dengan menghidupkan slogan Desa Wisata Kampung Namatota, “Santun, Aman, Ramah, Indah” (SARI).
Kehadiran Hariyanto berserta tim disambut hangat oleh Kepala Kampung Namatota, Raja Namatota Randi Asnawi Ombaier, Wakil Bupati Kaimana Hasbula Furuada, Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat, Jafar Werfete, serta masyarakat setempat. (*/PK-08)