MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Pulau Mansinam, ikon religi dan budaya di Tanah Papua, hari ini kembali menjadi sorotan dunia pariwisata internasional.
Sebanyak 300 wisatawan mancanegara (wisman) dari berbagai negara tiba di pulau bersejarah ini, menggunakan kapal pesiar mewah Seabourn Wurslaind, dalam rangkaian kunjungan wisata budaya dan religi di Provinsi Papua Barat.
Sejak pukul 11.00 WIT, suasana pantai Syornabo, lokasi utama penyambutan, telah dipenuhi masyarakat yang mengenakan busana adat, noken, dan hiasan budaya khas suku Doreri.
Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Papua Barat, Matias Rumbruren, Jumat (12/11/2025), bersama tim lokal, memimpin prosesi penyambutan wisatawan dengan pengalungan bunga dan pengantaran ke tempat duduk yang telah disiapkan.
Atraksi Budaya Memukau di Panggung Syornabo
Setelah sambutan resmi dari perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat, serangkaian tarian tradisional bertema edukatif dan simbolik dipentaskan secara bergilir.
Dimulai dari tarian penyambutan Nusmapi oleh kelompok Dores Padwa dan anak-anak Nusmapi, para tamu kemudian disuguhi: Tarian bertema pertanian kacang tanah (Peanuts Farming Dance); Tari api oleh warga Mansinam yang menggambarkan semangat dan perjuangan
Kemudian, Tarian Mambrui Saronggo yang menyiratkan pesan kekuatan dan persatuan, dan Yosim Pancar Creative Dance yang memadukan tradisi dan inovasi generasi muda. Setiap tarian dijelaskan secara ringkas pembawa acara atau master of ceremony (MC), Alfons Arsai dan tim, untuk memperkenalkan makna di balik gerak dan musik yang ditampilkan.
Musik Akustik dan Suara Damai dari Mansinam
Dalam sesi musik, penampilan siswa-siswi dari SMA Negeri 2 Manokwari membuka pertunjukkan dengan lagu-lagu akustik lokal.
Disusul oleh kelompok paduan suara Kristen dewasa (PKB) dari Mansinam yang membawakan lagu-lagu rohani berbahasa daerah seperti “Naeke Muso ke Asaibori yen be pyoper” yang menyentuh hati para tamu.
Kuliner, Souvenir, dan Permainan Tradisional
Para wisatawan diajak menikmati kuliner lokal dan belanja cenderamata khas Papua yang disiapkan oleh warga setempat. Tidak berhenti di situ, panitia juga menggelar sesi permainan rakyat seperti Tug of War (tarik tambang) dan Panjat Pinang, yang disambut antusias para tamu.
Eksplorasi dan Salam Perpisahan
Menjelang akhir acara, wisatawan dipandu untuk menjelajahi situs-situs religi di Pulau Mansinam seperti tugu salib dan area bersejarah penyebaran Injil. Acara ditutup dengan farewell session yang khidmat dan penuh rasa syukur atas kunjungan yang meninggalkan kesan mendalam.
Pesan Penting bagi Masa Depan Pariwisata Papua Barat
Akademisi pariwisata dari Universitas Papua, Yansen Saragih, menegaskan bahwa kunjungan seperti ini bukan hanya soal hiburan, tapi juga tentang dampak ekonomi dan citra pariwisata daerah.
“Momentum kunjungan kapal pesiar harus dijadikan pijakan dalam menyusun strategi pengembangan destinasi budaya. Pemerintah harus terlibat aktif, baik dalam pencatatan dampak ekonomi maupun dukungan kebijakan berkelanjutan,” ujarnya.
Papua Barat Siap Menyambut Dunia
Kunjungan Seabourn Wurslaind ke Mansinam menandai destinasi kedua setelah Fakfak dan terakhir di Teluk Wondama. Ini membuktikan bahwa Papua Barat memiliki daya tarik global—baik dari segi budaya, alam, maupun keramahtamahan masyarakatnya.
Dengan kolaborasi antara masyarakat, pelaku pariwisata, dan pemerintah, Pulau Mansinam hari ini sekali lagi membuktikan diri sebagai beranda budaya Papua untuk dunia.