Halalbihalal Manokwari 2019
Bupati Manokwari Demas Paulus Mandacan menyalami ASN di sela-sela acara halalbihala di lingkungan pemerintah kabupaten Manokwari tahun 2019. Foto : RBM

Demas Mandacan: Perkokoh Persatuan dan Kesatuan yang Dilandasi dengan Ukhuwah Islamiyah

Diposting pada

MANOKWARI, PAPUAKITA.COM— Momentum perayaan hari raya Idul Fitri, harus dijadikan untuk saling memperkuat ikatan kekeluargaan bangsa Indonesia, khususnya di antara ASN di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Manokwari.

Juga saling memaafkan serta harus bersatu membangun daerah demi mewujudkan masyarakat kabupaten Manokwari yang berbudaya maju mandiri, Aman, damai dan sejahtera.

Demikian Bupati Manokwari, Demas Paulus Mandacan saat memberikan sambutan pada halalbihalal pemerintah kabupaten Manokwari, yang berlangsung di Gedung Organisasi Wanita, Selasa (19/6/2019).

Demas Paulus Mandacan
Bupati Demas Paulus Mandacan, Wakil Bupati Edi Budoyo, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Manokwari, Aljabar Makatita pose bersama dengan sejumlah pimpinan OPD serta unsur muspida di sela-sela acara halalbihalal. Foto : RBM

“Hal yang saya banggakan dengan momentum pelaksanaan halalbihalal, ini diharapkan dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan yang dilandasi dengan ukhuwah islamiyah baik antara kaum muslimin dan muslimat pada khususnya serta antara sesama umat beragama di Manokwari,” kata bupati.

Kata bupati, beberapa hikmah dapat dipetik dari kegiatan halalbihalal. Diantaranya, pembersihan diri dari segala bentuk tindakan yang tidak terpuji dan menyingkirkan penyakit-penyakit yang dapat mengotori hati.

“Mengukuhkan pemulihan dan kebersamaan sebagai makhluk sosial yang dibangun melalui sikap saling tolong menolong satu sama lain dalam melakukan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat Manokwari. Dalam upaya meningkatkan rasa kepedulian dan pelayanan terhadap sesama,” sambungnya.

Menurut Bupati Demas, halalbihalal lebih dari sekadar ritual keagamaan tetapi juga kemanusiaan kebangsaan dan tradisi yang positif.

“Lapangkan dada dan buka hati serta sabar dengan ridho Allah SWT, untuk saling memaafkan atas segala kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Semoga semua yang hadir dalam momentum indah ini diberikan keberkahan, kesehatan, dan kemanfaatan,” kata ustad Agus Siswanto dalam tausiyah pengantar halalbihalal.

Kata ustad Agus, momentum 1 syawal—lebaran dan—halalbihalal adalah satu hari kemenangan yang diperoleh bagi umat yang bertakwa, yang tentu dengan berbagai ketentuan agama.

“Bukan sekadar tertib kewajiban tetapi harus terpancar dari dalam hati sebagai umat beragama. Orang beragama laksanakan pranata sesuai dengan agama, maka berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Jangan ini bentuk kamuflase, kemunafikan dalam seremonial saja tetapi harus ada silaturahim,” tuturnya.

Ustad Agus menambahkan, makna penting halalbihalal adalah muncul rasa ikhlas. ‘Ikhlas memhohon maaf lahir dan bathin, serta ada kasih sayang. Sebab perbedaan yang ada adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang dibingkai dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

“Sebab kesadaran yang mutlak dibangun atas dasar keagamaan. Masyarakat yang mandiri dan aman akan antarkan masyarakat dalam sebuah kesejahteraan lahir dan bathin. Ini bisa dirajut dalam bingkai silaturahim. Dosa di antara sesama tidak akan luntur sebelum saling memaafkan,” tutupnya.

Acara halalbihalal diawali dengan pembacaan kalam illhahi dan laporan Ketua Panitia, Jaka Mulyana yang juga Kepala Kesbangpol kabupaten Manokwari. Acara ini dihadiri unsur muspida serta ASN di lingkup kabupaten Manokwari. (RBM)