MANOKWARI, PAPUAKITA.COM—Persekusi dan intimidasi verbal terhadap sejumlah mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur yang diduga dilakukan oleh oknum dari beberapa kelompok Ormas serta aparat keamanan. Memicu gelombang protes masyarakat Papua.
Rasialisme yang dihembuskan, bahkan disikapi dengan unjuk rasa di sejumlah daerah di Tanah Papua terlebih di Manokwari, Fakfak, dan Kota Sorong yang berakhir dengan kerusuhan. Kondisi itu membuat keamanan dan kenyamana warga terutama warga Jawa Timur yang ada di Manokwari merasa terusik.
“Selama kami di sini berdampingan dengan saudara-saudara (Papua) sangat dekat sekali. Tidak pernah ada gesekan, tidak pernah ada intimidasi,” kata Ketua Arema Malang di Manokwari, Muhammad Hanafi, Sabtu (24/8/2019).
Warga Jawa Timur lainnya, Wiji Slamet mengaku, hubungan dan kerja sama antara warga pendatang terlebih warga Jawa dengan warga Papua di Manokwari terjalin dengan sangat baik.
“Saya hidup di Manokwari diterima sebagai warga dan keluarga warga Papua dengan sangat baik. Tidak terjadi apa-apa,” kata Wiji Slamet yang juga sebagai Koordinator Kerukunan Arisan Jawa Timur.
“Syukur sekali diterima dengan baik di Papua. Saya berharap, dengan adanya masalah yang terjadi, jangan sampai memecah belah persaudaraan kita di sini (Manokwari, red). Saya mau Papua damai seperti semua. Saya cinta Papua, saya cinta Indonesia,” sambung Imam, Koordinator Bonek Manokwari.
Mewakili warga Jawa Timur, baik Hanafi, Wiji, dan Imam berharap ada langkah kongkret yang harus ditempuh untuk menyikapi kejadian di Malang dan Surabaya. Mereka juga menyatakan mengecam keras para pihak yang dengan sengaja telah menghembuskan isu rasis terhadap mahasiswa Papua.
Sebagai warga pendatang yang hidup dan mencari nafkah di Manokwari, mereka tidak ingin hubungan persaudaraan yang sudah terjalin sekian lama dengan warga Papua rusak begitu saja akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu memang harus dikecam ini memecah belah persaudaran kita yang ada di sini. Mari kita berdoa, berdampingan dan merajut kembali sebagai keluarga besar antara warga seberang dan warga Papua. Damailah Tanah Papua,” tutur Hanafi.
Hanafi menambahkan, bukti hubungan baik warganya dengan warga Papua di Manokwari, warganya dapat beraktivitas dengan baik.
“Warga Arema ada yang terkena dampak. Memang aktivitas terganggu. Ada kerugian. Tapi kerugian tidak berarti masih bisa dicari kalau hanya materi. Mudah-mudahan ke depan tidak terjadi lagi seperti yang sudah-sudah di Manokwari dan di tanah Papua seluruhnya,” tutupnya. (RBM)