MANOKWARI, PAPUKITA.com—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua mencatat bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan di kalangan pelajar masih rendah.
“Kami memotret dari sisi literasi dan inklusi keuangan pelajar. Jadi tahun 2024 itu, kondisi literasi di kalangan pelajar itu masih sangat rendah sebesar 56 persen. Sementara, sisi inklusinya itu 69 persen. Masih sangat rendah sekali,”
Demikian kata Analis Pengawasan Perilaku Pelaku Jasa-jasa Keuangan dan LMS OJK Mochammad Akbar saat berada di Hotel Solideo Glorya SMKN 3 Manokwari, Rabu (22/1/2025).
Akbar menyampaikan hal itu di sela kegiatan literasi dan inklusi keuangan bertemakan NokenKu (ngobrol keren tentang keuangan) yang dihadiri sekira 100 an perwakilan pejalar dari 17 SMA/SMK di Manokwari.
Rendahnya literasi di kalangan pelajar, OJK menegaskan bahwa pentingnya menggalakan kegiatan edukasi dengan menggandeng stakeholder terkait, seperti dinas pendidikan, perbankan, dan Bank Indonesia.
“OJK Papua ini menyatu untuk Tanah Papua. Jadi selain di Manokwari, kita juga akan menyasar Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, dan Papua,” ujarnya.
Pemateri kegiatan NokenKu, Fauzia Retno Pamungkas dari OJK menambahkan, indeks inklusi keuangan menunjukkan tren meningkat sejak 2022-2024. Namun berbanding terbalik dengan indeks literasi yang masih rendah.
“Inkluasi keuangan naik sekira 75 persen. Tetapi literasi justru menurun berada di 65 persen. Kondisi ini, menggambarkan kurangnya pemahaman, padahal penggunaan lebih tinggi,” ujar Retno.
Pada kegiatan NokenKu ini, Retno membawakan materi tentang tips, daftar rencana dan kebutuhan. Ia mengatakan, rencanakan keuangan dari sekarang agar bisa bermanfaat di masa depan.
Sedangkan menyangkut aktivitas dan Investasi ilegal di tengah banyaknya jasa keuangan. Retno berpesan, hal itu bisa ada, karena minimnya pemahaman/literasi keuangan.
“Hindari aktivitas atau investasi ilegal dengan kunci 2 L, yaitu legal dan logis. Perlu punya bekal pemahaman yang baik tentang literasi dan inklusi keuangan sejak usia pelajar, sehingga saat bekerja sudah paham. Bahkan, bermanfaat saat usia pensiun,” pungkasnya.