MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan bagi pelajar SMA-SMK di Kabupaten Manokwari.
Kegiatan bertemakan NokenKu (ngobrol keren tentang keuangan), ini diikuti sekira 100 pelajar yang berasal dari 17 sekolah setingkat SMA-SMK. Digelar di Hotel Solideo Glorya, SMK Negeri 3, Rabu (22/1/2025).
Hadir pula narasumber masing-masing dari OJK, Bank Indonesia, dan Bank Papua, Kepala Bidang SMA/SMK pada Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Recky A.D Risamasu.
Dalam sambutannya mewakili kepala Dinas Pendidikan, Recky Risamasu mengatakan, bahwa pengetahuan tentang pengelolaan keuangan secara baik, saat ini dibutuhkan oleh pelajar sebagai generasi penerus.
“Pengetahuan ini bisa dipakai dalam pengelolaan bantuan pendidikan semisal beasiswa. Saya harap kegiatan ini bisa membawa dampak positif bagi kita semua,” ungkap Risamasu.
Dengan literasi keuangan yang mencukupi, ia yakini bahwa bantuan yang diterima tersebut oleh pelajar nantinya mampu memberikan pemahaman yang baik bagi orang tua terkait penggunaannya.
“Beasiswa bisa dipakai sesuai dengan perentukkannya. Misalnya, buat beli sepatu, seragam, dan keperluan sekolah lainnya. Pemahaman ini penting dimiliki oleh pelajar sebagai penerus informasi,” ujarnya.
Analis Pengawasan Perilaku Pelaku Jasa-jasa Keuangan dan LMS OJK Mochammad Akbar dalam pemaparannya menegaskan, bahwa pemilihan tema NokenKu selarasa dengan kepedulian terhadap kearifan lokal yang ada di Tanah Papua.
Dalam sambutannya, Akbar menjelaskan tentang fungsi OJK sebagai regulator, pengawasan, dan melindungi masyarakat pengguna jasa keuangan.
Pemahaman pelajar
Kegiatan yang dilaksanakan saat ini, lanjut Akbar, adalah bentuk edukasi yang bertujuan untuk mencegah hal-hal yang perlu dipahami dari literasi keuangan maupun inklusi keuangan.
“Literasi adalah pemahaman. Inklusi adalah penggunaan dan manfaat jasa keuangan. Pelajar adalah komponen utama yang harus memiliki pemahaman,” ujarnya.
Edukasi literasi keuangan dan inklusi keuangan yang menyasar kalangan pelajar dan mahasiswa, juga beranjak dari hasil pemotretan kondisi pada generasi muda saat ini. Juga penting untuk bekal ketika ke jenjang yang lebih tinggi.
“Tahun 2024 itu, masih relatif rendah hanya 56 persen tingkat literasinya. Padahal dari sisi inklusi keuangan cukup tinggi. Makanya, OJK dan pemda, serta stakeholder lainnya laksanakan edukasi literasi keuangan seperti ini,” tutup Akbar.
Adapun Kepala SMK Negeri 3 Raymond Leonov Pattikawa, berharap kegiatan ini memberikan pemahaman dan informasi tentang fungsi OJK. Juga menambah wawasan pelajar akan literasi keuangan dan inklusi keuangan yang terus mengalami perkembangan.
“Diharapkan perwakilan pelajar yang ikut kegiatan ini bisa jadi perpanjangan informasi. Bisa menjadi semacam duta informasi literasi keuangan. Kegiatan ini wujud upaya memaksimalkan edukasi literasi keuangan agar bisa berlanjut dan bisa melekat dan dipahami dengan baik,” pungkasnya.