MAKANAN DAN AMAL SALEH

Diposting pada

JUMAT, 15 Muharam 1447 H / 11 Juli 2025 M

Oleh Dr. Muhammad Harsya Bachtiar, Lc., M.A.

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi. Tanpa makan seorang manusia tidak bisa melangsungkan hidupnya dengan baik dan normal. Hal ini karena makanan adalah sumber energi dalam melakukan berbagai macam aktifitas sehari-hari. Di dalam Islam, salah satu ajaran utama berkaitan dengan makanan adalah wajibnya bagi seorang muslim untuk makan dari makanan yang halal. Allah ﷻ berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Terjemahnya: Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. (Surat Al-Baqarah (2) ayat 168).

Kehalalan makanan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kehalalan yang mencakup dua aspek yaitu halal dari aspek zatnya dan halal dari aspek mendapatkannya. Imam as-Sa’di berkata dalam tafsiran ayat ini:

مُحَلِّلاً لَكُمْ تَنَاوُلُهُ، لَيْسَ بِغَصْبٍ وَلَا سَرِقَةٍ، وَلَا مُحَصِّلاً بِمُعَامَلَةٍ مُحَرّمَةٍ

Artinya: Yang Aku (Allah) halalkan bagi kalian memakannya, bukan dari ghasb atau mencuri, bukan pula yang didapatkan dari cara yang haram.

Di zaman kita saat ini, kita melihat tampak mulai banyak manusia yang tidak lagi peduli lagi akan makanan yang masuk ke dalam perutnya. Padahal dari makanan inilah kebaikan atau keburukan akan timbul dalam diri seseorang. Orang yang senantiasa mengisi perutnya dengan yang halal akan keluar darinya insya Allah amalan-amalan/perbuatan yang baik. Sedangkan orang yang senantiasa mengisi perutnya dengan yang haram maka akan keluar dari dirinya amalan-amalan/perbuatan yang tidak baik juga, wal’iyadzu billah. Ibarat kata teko yang diisi dengan air yang bersih maka akan keluar darinya air yang bersih. Namun apabila diisi dengan air yang kotor maka air yang keluar darinya juga air yang kotor. Akan perumpamaan ini, pepatah Arab mengatakan:

الإِنَاءُ يَنْضَحُ بِمَا فِيْهِ

Artinya: Teko mengeluarkan apa yang ada di dalamnya.

Di dalam Al-Qur’an telah ada isyarat akan adanya korelasi/hubungan antara kualitas makanan seseorang dengan perbuatan yang dikerjakannya. Sebagai contoh Allah ﷻ dalam surat Al-Mu’minun ayat 51 mengaitkan perintah makan dari yang baik-baik dengan perintah beramal saleh. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

Terjemahnya: “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Surat Al-Mu’minun (23) ayat 51).

Hal ini menunjukkan kuatnya hubungan antara amalan seseorang dengan makanan yang dimakannya

Korelasi ini juga disebutkan oleh para ulama kita. Imam Ibnu Rajab dalam Kitabnya Jamiul Ulum wal Hikam megatakan:

مِنْ أَعْظَم مَا يَحْصُلُ بِهِ طَيْبَةِ الأَعْمَالِ لِلْمُؤْمِنِ طَيبِ مَطْعَمِهِ، وَأَنْ يَكُونَ مِنْ حَلَالٍ، فَبِذَلِكَ يَزْكُوْ عَمَلُهُ.

Artinya: Di antara sebab utama tercapainya amal yang baik bagi seorang mukmin adalah baiknya makanannya dan makanannya itu bersumber dari yang halal. Maka dengan itulah amalannya menjadi baik.

Oleh karenanya para salaf kita senantiasa berhati-hati dalam masalah makanan dan tidak berani memakan sesuatu kecuali yang benar-benar telah halal baginya. Sebagai contoh kisah Abu Bakar As-Siddiq radhiyallahu ‘anhu yang pada satu kesempatan makan dari makanan seorang pemuda pembantunya. Pemuda itu kemudian mengatakan bahwa makanan itu ia dapatkan dari hasil amal perdukunannya di masa jahiliyah lalu. Maka seketika Abu Bakar As-Siddiq radhiyallahu ‘anhu memasukkan tangannya ke dalam mulutnya lalu kemudian memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya. Hal ini menunjukkan ke wara’an/hati-hati beliau dalam mengonsumsi makanan yang tidak halal baginya. Dan sebagai teladan tertinggi kita dalam masalah ini adalah Rasulullah saw. Dalam satu hadisnya, beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنِّيْ لَأَنْقَلِب إِلَى أَهْلِيْ، فَأَجِدُ التَمْرَةَ سَاقِطَةٌ عَلَى فِرَاشٍ أَوْ فِي بَيْتِيْ، فَأَرْفَعُهَا لِآكُلهَا، ثُمَّ أَخْشَى أَنْ تَكُوْنَ مِنَ الصَدَقَةِ، فَأُلقِيَهَا

Artinya: “Sesungguhnya aku kembali ke keluargaku, kemudian aku mendapatkan satu kurma di atas kasur atau di rumahku, lalu aku mengangkatnya untuk memakannya namun kemudian aku takut bahwa itu adalah dari sedekah (yang diharamkan bagi Rasulullah) maka kemudian aku meninggalkannya”. (HR. Al-Bukhari).

Dan sebagai penutup, keutamaan lainnya dari makanan yang halal adalah membantu terijabahnya doa seorang hamba. Sebaliknya makanan yang haram menjadi sebab terhalangnya doa dalam amalan seorang hamba untuk diterima. Di dalam hadis, Nabi saw berkata kepada seorang sahabat yang bernama Sa’ad:

يا سَعْدُ، أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ الْعَبْدَ لَيَقْذِفُ اللُّقْمَةَ الْحَرَامَ فِي جَوْفِهِ، مَا يُتَقَبَّلُ مِنْهُ عَمَلٌ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، وَأَيُّمَا عَبْدٍ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنْ سُحْتٍ، فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ.

Artinya: “Wahai Sa’ad, perbaiki makananmu (pilihlah yang halal), niscaya doamu mustajab (dikabulkan).Sesungguhnya seorang hamba memasukkan sepotong yang haram ke dalam mulutnya maka tidak diterima baginya amalannya 40 hari. Dan barang siapa hamba yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka neraka adalah lebih baik baginya ”. (HR. Thabrani).

Semoga Allah senantiasa memberikan kita makanan yang halal dan terhindar dari makanan yang diharamkan-Nya. Semoga bermanfaat, Wallahu a’lam.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّهَا زَادُ المُتَّقِينَ وَعُدَّةُ الصَّالِحِينَ.

Pada khutbah kedua ini, izinkan kami untuk mengingatkan diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian untuk memperbanyak dua buah ibadah kepada Allah pada hari jum’at. Pertama, mari memperbanyak doa kita kepada Allah, secara khusus untuk keselamatan saudara-saudara kita di Palestina. Karena telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa pada hari jumat terdapat satu waktu yang singkat, tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah pada waktu tersebut melainkan doanya pasti akan diijabah. Kedua, mari memperbanyak salawat dan salam kita kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman Allah:

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Sumber: Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar